Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Sketsa Malam

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan wajahnya berkerut menyamar menjadi kelelawar.
Sementara langit meracik guna-guna membakar kemenyan untuk sebuah malam yang panjang.
Seekor anjing dan burung hantu mendadak pucat bersembunyi dalam kegelapan.
Orang-orang di jalan cepat melangkahkan kaki menuju pulang membawa berita untuk keluarganya di rumah, hari ini baik atau hari ini sial.

Anak-anak dan balita sudah dari tadi berpamitan memeluk bantal, berselimut tebal.
Para istri menjamu suaminya dengan senyuman dan pelukan sebelum nantinya saling berebut menjamah tubuh masing-masing dalam kenikmatan.
Anak-anak muda belum menutup matanya dengan jari-jari yang kasar memetik tali gitar resah di ujung jalan.
Mencari ruang bersenda gurau di balik kepak sayap kelelawar dan angin malam.

Lampu temaran enggan bersuara, angin terbelah menjadi dua pada kehidupan pada kematian.
Jarum jam sibuk merangkai semua peristiwa tadi siang, waktu terus berputar searah tanpa lelah.
Kali ini terasa begitu cepat hingga aku belum sempat merampungkan puisi ini yang ingin ku alamatkan kepada Tuhan alam semesta.
Nyatanya aku masih takjub kepada aroma tubuhnya yang setiap kali membuncah di udara bagai bintang-bintang berserakan.

Malam meski telah berulang kali datang masih saja ingin ku gambarkan di dinding hati yang dingin.
Barangkali masih ada yang tersisa dan belum terjamah.
Maka sebelum pamit aku ke peraduan, ajaklah aku ke dalam hatimu yang tenteram.

handypranowo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline