Maxi Gunawan di acara Safari Ramadhan dan buka puasa bersama/Dok pri
Maxi Gunawan, Calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2015-2020, mengajak seluruh komponen masyarakat, terutama pada pengusaha di wilayah Kaltim dan Kaltara untuk memajukan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, sejajar dan disegani, sehingga rakyaknya dapat hidup sejahtera, adil dan makmur, serta harmonis.
Hal tersebut ia sampaikan di tengah acara pertemuan silahturahmi dengan para anggota Kadin Daerah (Kadinda) Propinsi Kaltim di Samarinda. Dalam acara tersebut juga diadakan acara Safari Ramadhan dan buka puasa bersama.
Maxi Gunawan mengungkapkan, saat berkunjung ke daerah, ia mengaku kagum dan bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia, karena setiap daerah memiliki kekayaan dan keanekaragaman sosial dan budaya serta sumber-sumber ekonomi yang berbeda-beda. Hal ini, menurutnya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya, terutama untuk pembangunan daerah.
Maxi Gunawan dan anak yatim piatu/Dok pri
“Itu adalah modal dan bukti nyata bahwa kita adalah bangsa yang besar. Untuk itulah saya merasa terpanggil untuk mengajak semua komponen masyarakat membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar,” tegasnya.
Menurut Maxi, untuk menjadi bangsa yang besar, terlebih dahulu kita harus mencintai keanekaragaman sosial dan budaya Indonesia yang berbeda-beda, untuk itu perlu ditumbuhkembangkan.
“Di mana pun kita berada, rasa nasionalisme terhadap tanah air janganlah sampai terlupakan, apa pun profesi kita, dan di mana pun kita berada, semangat cinta tanah air harus ditumbuhkembangkan, salah satunya melalui kecintaan terhadap produksi dalam negeri,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, ia juga mengingatkan akan tantangan utama bangsa Indonesia kini dan masa depan dalam menghadapi globalisasi. “Pengaruh globalisasi dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi hilang atau berkurang.” kata Maxi.
Maxi Gunawan dan Kadinda Samarinda/Dok pri
Maxi mencontohkan, semakin hari semakin banyak masyarakat Indonesia yang luntur jiwa nasionalismenya. hal ini, dibuktikan banyaknya masyarakat yang justu membeli barang-barang impor, padahal barang tersebut mampu di produksi di dalam negeri.