Lihat ke Halaman Asli

tiba-tiba badai

Diperbarui: 6 Juli 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sebatang pohon mangga, merasa tua dan hendak menemui ajalnya. tapi di
belakang rumah ibu, anak-anak dengan riang mengerat kulit kayu. – “jika
ku perih, anak - anak pasti bermimpi seakan sedih.” merasa hampir
tiada, pohon itu pun menangis lirih. mengharap sungai hutan
menghanyutinya hingga ke ujung malam.

 

tiba-tiba badai, angin dan hujan menderai –
pohon tua pun tumbang ke tanah, luka kulitnya memerah
tapi tuhan bernyanyi, malam pun sunyi. entah angin atau siapa menidurkannya.

merasa
tua dan hendak menemui ajalnya, “jemput aku, tuhan, tak kuingin
malaikat, jangan bikin upacara terlalu cepat,” kata si pohon tua.
akankah kau terka, bahwa tuhan mengabulkannya?

 

                                                                                   
              Semarang, 1 Feb 2011, tengah malam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline