BANDUNG – Santri muda di Dago, kota Bandung, melangsungkan program Pejuang Literasi Digital pada hari Sabtu (11/09/2019).
Beberapa santri muda di Al-Hikmah Dago turut berpatisipasi aktif dalam melaksanakan program Pejuang Literasi Digital melalui media (digital) grup WhatssApp. Saya, sebagai peserta KKN UPI gelombang dua dengan tema literasi, menginisiasi beberapa program literasi digital dengan maksud para santri muda–dengan usia sekitar anak kelas 4-5 sekolah dasar–dapat memanfaatkan gadget mereka pada hal-hal yang benar-benar bermanfaat. Di samping itu juga, agar para generasi muda dapat terselamatkan dari konten-konten negatif yang saat ini masih menghantui dunia digital kita.
“Generasi muda yang memiliki keahlian untuk mengakses media digital, saat ini belum mengimbangi kemampuannya menggunakan media digital untuk kepentingan memperoleh informasi pengembangan diri.” Begitu bunyi dari hasil riset Mitchell Kapoor dalam buku Pendamping Literasi Digital oleh Gerakan Literasi Nasional (2017). Kekhawatiran ini semakin membuncah ketika generasi muda yang mengakses internet sangatlah besar, sekitar 70 juta orang dengan waktu pemakaian internet menggunakan gawai, laptop, atau komputer hampir 5 jam setiap harinya. Tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak akan mudah mengakses konten-konten berbau negatif seperti pornografi dan sebagainya yang membuat turunnya kualitas hidup.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)–lembaga perguruan tinggi yang fokus dalam bidang pendidikan–meluncurkan program KKN tematik gelombang 2 yang diarahkan kepada program literasi yang akan dilaksanakan dalam ranah keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Atas dasar tersebut program literasi digital dengan judul “Pejuang Literasi Digital: Santri Al-Hikmah Dago” diadakan dalam skala masyarakat sekitar, mengingat saat ini masih dalam keadaan pandemi. Dengan menggunakan media sosial yang sudah lazim dipakai di antara mereka, yakni aplikasi media sosial berupa WhatsApp. Kemudian memanfaatkan fitur chat group WhatsApp.
Tujuan dari Pejuang Literasi Digital adalah membentuk santri muda yang melek digital, mengarahkan kemampuan berdigital mereka ke arah yang lebih bermanfaat; memanfaatkan digital untuk kecakapan hidup, mengurangi pembukaan konten negatif, dan dengan tidak melupakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa; menggunakan digital sebagai ajang lomba kebaikan dengan mengingatkan sesama teman grup untuk beribadah.
Di dalam grup Whatsapp tersebut terdapat pendampingan membaca Iqra melalui digital, pengenalan perpustakaan online yang bisa dibaca secara gratis seperti iPusnas ataupun Eperpusdikbud, dan bimbingan program menulis setiap hari. Program menulis cerita sehari-hari mereka ini, selain sebagai penyaluran melepas stres dalam kondisi pandemi saat ini, juga untuk melatih kemampuan mereka dalam berkarya suatu saat nanti.
Terwujudnya Pejuang Literasi Digital dalam skala masyarakat, khususnya santri muda Al-Hikmah Dago, membutuhkan peran penting dari pihak kelurahan setempat serta pimpinan pesantren Al-Hikmah yang berada di masyarakat. Setelah adanya legalitas, maka peran beberapa santri muda sangat penting untuk menghidupkan program digital yang bertujuan meningkatkan semangat mereka dalam beribadah juga dalam berkarya ini.
Tentu jalannya program ini menemui beberapa hambatan. Seperti ada beberapa yang belum memiliki gawai, kuota atau sinyal, dan kebingungan saat menerima penjelasan mengenai program Pejuang Literasi Digital ini.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka semakin antusias dalam mengerjakan program yang sudah hampir satu minggu berjalan ini. Tentu dengan pendampingan dari orang tua masing-masing. Dibuktikan dari salah satu santri yang langsung sigap membuat grup WhatsApp pada Sabtu (11/09/2021), lantas mengundang teman-teman santri muda lainnya. Kemudian disusul oleh antusias teman-temannya itu dengan mengikuti jalannya program secara aktif, kolaboratif, dan juga penuh semangat.
Referensi:
Gerakan Literasi Nasional. (2017). Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.