Lihat ke Halaman Asli

handrini

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

PPDB Prioritas Usia, Pil Pahit bagi Anak yang Rajin Belajar

Diperbarui: 26 Juni 2020   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang siswa berkonsultasi dengan pihak guru SMA 2 Tegal, Jawa Tengah akibat server PPDB online eror di hari pertama, Rabu (17/6/2020)(KOMPAS.com/Tresno Setiadi)

Dua hari yang lalu, saya kaget melihat putri kedua kami tidak seperti biasanya. Laksana seorang yang habis kalah berperang, putri kami tampak lesu dan terlihat begitu kecewa. Putri kedua kami bersifat introvert, jadi sebagai ibu harus ekstra hati-hati menanyakan penyebabnya.

Tak cukup hanya ditanya biasa, melainkan harus sembari dipeluk dan sangat berhati-hati bertanya. Jawabannya seperti biasa, tidak ada masalah apa-apa. Hanya selang beberapa jam kemudian, saya mendapatkan jawabannya di WA group orangtua murid dan wali kelas.

Wali kelas putri saya memang memiliki dedikasi yang handal. Tak hanya menjadi guru teladan bidang studi matematika, tapi juga sangat rajin menginformasikan berbagai hal. Kali ini menginformasikan tentang pengumuman PPDB SMA afirmasi di Provinsi DKI Jakarta Periode 2020/2021 (KJP).

Pemberian informasi itu pun langsung banjir tanggapan kekhawatiran dari orangtua dan kisah sedih dari orangtua murid penerima KJP yang harus rela anaknya terdepak karena usianya tergolong muda.

Sedihnya, orangtua murid penerima KJP tersebut jelas tidak memiliki back up dana untuk masuk di SMA swasta.

Para orangtua penerima KJP yang kebetulan siswa-siswi muda usianya itupun menyampaikan alternatif terburuknya, terpaksa anak-anak itu beristirahat setahun di rumah, menunggu usia mencukupi karena memang tidak ada dana untuk masuk ke SMA swata.

Ironis, bagi siswa/i SMP Negeri yang memiliki nilai akreditasi yang sangat baik di bilangan Jakarta Barat tersebut. Padahal biasanya, sudah jadi tradisi, siswa/i SMP tersebut "bedol desa" ke SMA yang letaknya bersebelahan dengan SMP tersebut. 

SMA Negeri itu biasanya mendapatkan pagu SNMPTN terbanyak di Jakarta Barat. Setidaknya saya sebagai Ibu pun tahu permasalahan besar apa yang tengah dipikirkan putri kami.

Sebelumnya, dia juga harus menelan pil pahit kebijakan ketika Ujian Nasional dibatalkan. Meski dalam konteks hubungan ibu dan anak, tentunya saya hanya mampu menghibur dan mengingatkan bahwa ikhtiar si anak belajar itulah yang dinilai sebagai ibadah, bukan hasil akhirnya.

Namun tak dapat disangkal, putri kami yang rajin belajar ini terpaksa harus menelan pil pahit kedua, akibat kebijakan PPDB DKI Jakarta yang lebih memilih memprioritaskan usia.

Calon pelajar Sekolah Dasar (SD) memperlihatkan formulir PPDB sesuai zona saat mendaftar ulang di SD Negeri 1 Banda Aceh, Aceh, Selasa (9/6/2020). Pemerintah telah menyiapkan tatacara penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA baik secara online maupun langsung dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.(ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Sebagai catatan, putri saya sebenarnya tidak terlalu pintar. Hasil IQ setidaknya menunjukkan demikian, hanya saja sangat rajin belajar. Bahkan sering menolak diajak jalan karena ingin belajar.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline