Akhirnya ada sedikit waktu luang di Makassar dan bersiap untuk terbang kembali ke Jakarta esok hari. Laksana sebuah "hutang" keoada diri sendiri karena tepat seminggu yang lalu kami sekeluarga menonton film ini di Jakarta. Banyak yang ingin dibagi namun belum sempat menuliskannya hingga akhirnya di Makassar saat ini di seberang pantai Losari catatan ini dapat dilunasi.
6 September 2016, suami saya megirimkan link film Sully dan mengajak menonton Sully. Gembira luar biasa. Bagi saya pun langsung menuliskan status pada tanggal 6 Septemtaber 2016 itu...
There's simply no substitute for experience in terms of aviation safety. (Chesley Sullenberger)
In 2009, I never had an engine failure in 42 years in any flight I’d ever flown, But I was ready. ( (Chesley Sullenberger)
- - satu hal yang kerap saya harapkan dari seluruh penumpang pesawat adalah memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat pramugari/a menyampaikan prosedur penerbangan. Karena tak peduli seberapa sering kita terbang, satu hal yang diharapkan dari penumpang adalah penumpang siap tatkala kondisi darurat itu terjadi untuk meminimalisir jatuhnya korban - -
Bahagia itu sederhana, ketika suami ngajak nonton #Sully .. Captain Chesley "Sully" Sullenberger adalah salah satu pilot legenda selain Pilot Abdul Rozaq (Garuda) yang menjadi salah satu dari sekian sosok yang patut diambil hikmah dari pengalaman-pengalamannya.
September 6 at 2:54pm · Jakarta ·
Film SULLY bagi kami, wajib ditonton keluarga. Karenanya kami akhirnya sepakat menunda menonton pada premier SUlly tanggal 9 September menjadi 10 September agar dapat menonton bersama ketiga putri kami. Ada banyak alasan mengapa kami mengajak serta ketiga putri kami yaitu kelas 1 SMA, kelas V SD dan kelas VI SD, diantaranya adalah kami sering berpergian dengan pesawat. Kedua, kami berdua kerap bertugas dan kita tidak pernah tahu apa yang terjadi, sedikit banyak memberikan gambaran yang nyata tentang apa yang harus dilakukan saat peristiwa darurat terjadi. Ketiga, tentu sebagai pengemar penerbangan saya berharap film ini menjadi pengobat kekecewaan akan film sebelumnya The FLIGHT karena jaminan terlibatnya captain Chesley "Sully" Sullenberg dan Clint Eastwood dalam film Miracle of Hudson dalam film tersebut.
Nonton bareng keluarga film SULLY Tumben, selama film putri ketiga saya sama sekali tidak meminta keluar dari bioskop untuk keperluan lain-lain seperti yang biasa dia lakukan selama nonton film lainnya. Meski diawal saya sudah beri penjelasan, kemungkinan terbesar setting film adalah tentang "pengadilan" yang dilakukan NTSB (National Transportation Safety Board) atau kalau di Indonesia disebut Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). Luar biasanya putri ke-2 saya berteriak,"Mama! Aku bahagia banget nonton film ini!". Ya, puteri ke-2 saya bahkan baru bangun setelah Captain Sully yang sebenarnya keluar. Sekedar catatan, kami sengaja memilih waktu usai sholat maghrib agar tidak menganggu kewajiban sholat 5 waktu kami.
Pulang nonton, seperti biasa, kami mendiskusikan berbagai hal terkait fillm tersebut misalnya harus tenang dan merunduk saat pendaratan darurat, segera mengambil pelampung serta apa yang seharusnya dilakukan diantara sesama penumpang. Menariknya adalah saat putri pertama kami sempat berkomentar tentang sikap istri Captain Sully yang justu menanyakan tentang belum adanya penyewa property yang dimiliki keluarga Sully sementara tagihan bank atas property mereka terus menerus ke rumah.
"Kakak cerdas, ini adalah nilai plus yang tidak Mama sangka dapat dari film ini. Itulah pelajaran bagi seorang istri, jangan hanya menurutkan sifat sebagai wanita yang cenderung berkeluh kesah dan suka curhat ke suami, Kita harus melihat dan berempati pada apa yang baru saja dialami suami. Kakak lihat sendiri bagaimana captain Sully terus menerus dihantui mimpi buruk. Ingat di kokpit suara yang biasa kita dengar saat terbang jauh lebih keras, benturan juga jauh lebih keras. Lebih dari itu, pilot benar-benar melihat maut di depan mata lebih dulu dari penumpang dan dia harus tetap tenang untuk dapat memutuskan keputusan terbaik dalam waktu sekian detik. Kalau di film itu hanya 35 detik," ungkap saya, Jawaban itu menurut saya wajib mengingat puteri saya sudah kelas 1 SMA.