Nak, jangan marah.. jangan benci ibu ya jika ibu menuliskan surat ini secara terbuka
Ibu bukan bermaksud menelanjangi kesalahan di muka umum,
Melainkan Ibu ingin agar surat ini juga dibaca oleh Sonya-sonya ibu yang lain..
Nak, dulu.. ketika ibu seusiamu, ibu juga pernah merasakan betapa muda berarti bebas merdeka
Dulu.. ketika ibu seusiamu, juga merasakan betapa marah langsung meledak ketika ketika ditegur
Tapi, ada yang sedikit berbeda..
Dulu, ibu tak akan seberani Sonya, ketika berhadapan dengan polisi.
Polisi kala ibu seusiamu begitu disegani.. Karena apa? Sebab setiap saat orang tua ibu mengancam selalu berkata "Hayo makan, awas.. kalau nggak mau makan, nanti mami panggilkan polisi.."
Lucu memang. Apa ya hubungannya polisi dengan anak yang susah makan? Apa salahnya polisi selalu dibawa-bawa setiap orang tua mengancam? Itulah pikiran Ibu kala sudah beranjak dewasa menjadi seusiamu. Namun, Nak.. itulah pola-pola pendidikan moral yang dilakukan orang tua dulu untuk menanamkan jiwa untuk taat pada aturan. Karena polisi ada untuk menjaga aturan-aturan yang menjamin ketertiban masyarakat tetap berlaku.
Oya, Sonya, waktu seusiamu dulu.. Ibu juga memiliki "ayah seorang jenderal" di Kepolisian dan bahkan di Mabes ABRI.
Namun, ibu jauh beruntung dari dirimu Nak.