Hari ini manusia mana yang tidak di jejali dengan nila nila yg di sadari atau tidak, sudah membuat kita jauh' dari rasa bersyukur, dengan kondrat yg tuhan berikan kepada kita.bagaimana tidak setiap hari ada figur figur yg di pertontonkan untuk menanamkan pola pikir yg merujuk pada satu tujuan,budaya konsumtif.dari bintang iklan yg hampir sama gambaran fisiknya kebanyakan memiliki peras cantik dgn kulit putih mulus, rambut hitam tebal, berbadan langsing, hidung mancung dan Masi banyak lagi,sang pembuat iklan men mengahiri tampilan dgn menawar produk dan rasa hanya untuk di pertonton tergiur untuk membeli barang dan jasa yg di tawarkan.
Defenisi cakap di bentuk oleh mereka dan masyarakat awam dgn muda mempercayinya hingga kemudian yg berkulit coklat bahkan Hitam tubuh gemuk dan kurus rambut ikat gelombang jadi minder merasa tdk cakap di mata publik secara umum.
Fisik yg menempel di tubuh yg sebenarnya sudah menjadi ketetapan dan mungkin tidak bisa di ubah ubah lagi(kecuali jika mmg terpaksa di dan di paksakan) nila nila promosi yg kian gencerkan adalah benda benda fungsional yg kian hari beralih fungsi menu benda bernilai klarifikasi kasta.merek seolah-olah kerja keras bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi gaya hidup
Bagi mereka yg mampu berkecukupan h ini mungkin tidak menjadi masalah besar.tapi yg menjadi perkara ketika pola pikir ini terlanjur meracuni kaum menengah yg berambisi untuk menuruti hawa nafsu nya.kerja keras banting tulang demi menurut segala sesuatu yg semua dan tidak habis-habisnya, akhirnya angka kematian atau bunuh diri, penyakit yg bangkit karna stress berlebihan,dan konflik sosial lainnya semakin hari semakin meningkat saja,pada hal akar dari masalah tidak jauh-jauh dari pergeseran pola pikir yg sulit untuk menerima diri sesuai kodrat nya dengan lebih bersyukur pada apa yg ada.
Jangan karena tidak mau berbeda dgn orang lain kemudian kita merasa minder di dan tidak punya nilai yg sama seperti orang lain, seorang psikolog menyebut hal semacam ini dgn sebutan inferioity complex artinya sikap sikap yg tdk mau berbeda dgn orang lain seperti yg di sebut MIKE ROBBINS menjadi berbeda dan unik adalah sebuah garis takdir yg sdh pasti di miliki manusia.lalu Samapi kapan manusia modern ini tidak menyadari bahwa setiap dari diri mereka sebenarnya memiliki orisinalnya yg seharusnya di unggulkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H