Kebanyakan kita hanya mengenal keluarga dekat kita, mulai dari kakek nenek, bapak ibu, adik kakak, anak cucu cicit, pakde paklek, bude tante, kakak adik sepupu, mungkin yang tidak kita kenal adalah simbah buyut, bapaknya simbah buyut, kakeknya simbah buyut dan seterusnya sampai awal mula keturunan kita tercipta sejak jutaan tahun yang lalu.
Dari sekian lama perjalanan panjang ini, sudah berapa keturunan yang tersebar, beranak pinak, kawin dengan keturunannya si ponidi keturunan jawa, si cecep keturunan sunda, si bonar keturunan batak, si ahong keturunan cina dan masih banyak lagi yang tidak terhitung banyaknya.
Kita tidak mampu lagi mengenali sampai seberapa jauh dan seberapa banyak penyebaran dari keturunan kita. Siapa tahu, tetangga sebelah kita, teman kerja di kantor, sopir angkot yang biasa mengantar kita, tukang sampah yang tiap minggu mengangkut sampah depan rumah, pengamen jalanan yang sering kita temui di jalan, teman facebook yang biasa memberi komentar atas status kita adalah saudara dari keturunan kita tadi? benarkah?
Maka hendaknya kita hidup, saling membantu, hormat-menghormati dan menyanyangi seperti saudara karena memang sesungguhnya kita masih bersaudara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H