Lihat ke Halaman Asli

Semangat Seorang Pak Marto

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi Bapak Tua ini, hidup adalah perjuangan. Perjuangan hanya untuk menghidupi dirinya. Bapak ini namanya Pak Marto, berumur 75 tahun. Dari penampilan fisik, Pak Marto kelihatan sehat dan kuat, ini dikarenakan Pak Marto terbiasa bersepeda sambil membawa beban berat. Beban berat itu adalah celengan ayam terbuat dari tanah liat sebagai barang dagangannya. Sering kali terlihat Ia menuntun sepedanya karena tidak mampu lagi mengayuh. Telapak kakinya pun tanpa beralasan sandal atau sepatu, sepertinya Pak Marto tidak merasakan panasnya aspal jalanan pada telapak kakinya, Ia sudah terbiasa. Pelindung panas satu-satunya cuma topi caping yang menempel pada kepalanya. Sepedanya pun sudah tua tapi masih setia membawa barang dagangannya. Setiap harinya Pak Marto pergi ke Jogja. Kota yang menjadi harapannya setiap hari. Harapan itu tidak pernah berhenti sedikitpun walau harus menempuh perjalanan jauh. Perjalanan jauh? Ya... Pak Marto berasal dari Kasongan Bantul, tempat sentra kerajianan gerabah, jaraknya kira-kira 15 km dari jalan sekarang ia berada. Pak Marto membawa celengan ini untuk dijual di Jogja. Ia berharap ada orang yang membeli sepanjang Ia lewat di jalan. Selama perjalanan, kadang Ia berhenti sejenak sambil melepas lelah. Di sepedanya bagian belakang kiri dan kanan digantung keranjang, ukurannya cukup panjang ke bawah sehingga dapat memuat banyak celengan. Di bagian stang sepeda juga digantung dua celengan lagi, Pak Marto berharap, Ia dapat membawa banyak celengan. Harganya Rp.15.000 per biji. Tapi pada jaman sekarang, masih adakah yang tertarik untuk membeli celengan seperti ini dan seberapa banyak yang akan terjual? Saya tidak tahu. Tapi menurut saya, celengan seperti yang dijual Pak Marto kurang diminati anak-anak jaman sekarang. Sekarang banyak celengan yang lebih modern, terbuat dari kaleng atau plastik dengan desain yang menarik. Tidak ada rasa letih terpancar di wajahnya, tidak ada rasa khwatir yang menyelimuti hatinya, hanya harapan yang Ia dapatkan, walau harapan itu kecil tapi besar baginya. Hanya semangat hidup yang Ia miliki untuk mendapatkan harapan itu. Selamat berjuang Pak Marto...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline