Lihat ke Halaman Asli

Handoko

Laki-laki tua yang masih mencari jati diri.

Sekareplah, Terserah Apa Maumu

Diperbarui: 12 September 2021   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diambil dari kompas.com

Entah bagaimana dengan teman-teman sekalian. Saya pribadi rasa-rasanya sudah kehabisan stamina dalam berharap pada roda politik dan pemerintahan.

Sekilas saja, kembali ke masa-masa awal era reformasi.

Saat itu saya masih duduk di bangku kuliah. Mahasiswa baru yang sebenarnya tak seberapa mengerti tentang politik dan pemerintahan.

Saya ingat waktu itu, berita-berita sempat diisi dengan pengadilan atas Budiman Sudjatmiko, Sri Bintang Pamungkas dan beberapa tokoh lain yang berakhir dengan hukuman penjara untuk mereka.

Ada juga berita tentang penyerangan kantor PDI-P. Hilangnya beberapa tokoh oposisi yang katanya diculik oleh tentara.

Bagaimana tepatnya itu semua terjadi, sudah sama kaburnya seperti melihat keluar dari jendela yang kacanya baru disiram air sabun.

Namun euforia yang kami rasakan masih saya ingat betul. Mulai sekedar ikut berdemo di jalan raya, disambut bapak-bapak dan ibu-ibu yang ikut memberikan semangat dan sesekali segelas aqua, dari pinggir jalan.

Lalu disusul saat pemilu pertama di era reformasi, ikut-ikutan jadi tim pengawas pemilu yang dibentuk kampus.

Lagi-lagi euforia yang sama saya l hat di hampir setiap orang yang kami temui.

Ada ibu-ibu setengah baya yang memberi semangat, "Awasi mas! Jangan sampai dimanipulasi!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline