Lihat ke Halaman Asli

Brand Sebagai Storyteller

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya nge-twit: “Brand saat ini harus menjadi publisher dan kurator untuk menciptakan engagement”. Berangkat dari kalimat pendek yang terbatas penjelasannya saya ingin membuat cerita yang lebih panjang. Jujur saja saya menangkap fenomena ini bukan berangkat dari pertanyaan kenapa Brand sebagai publisher dan kurator dibutuhkan? Tapi lebih karena sering membuka-buka case study brand-brand yang sering dibicarakan di buku atau majalah baik offline maupun online.

Sebut saja brand @patagonia yang di facebook fans nya tertulis: Build the best product, cause no unnecessary harm, use business to inspire and implement solution to the environment crisis. Yang membuat saya kagum pada @patagonia sebuah produk clothing adalah CONTENT yang diciptakan sesuai dengan CONTEXT, artinya koneksi yang dibangun dengan audience/komunitas/fans sangat kuat. Tak heran spirit yang dimunculkan begitu authentic dan kuat.

Together we can reduce our environmental footprint. TAKE A PLEDGE

Spirit dalam rangkaian cerita melalui kata-kata dan visual yang disampaikan @patagonia begitu kuat mengalir sehingga tak terasa sebagai “jualan” akan tetapi kepentingan bersama yang mengemuka. Tak heran apa yang saya katakan brand saat ini berfungsi sebagai publisher dalam arti brand dengan content yang menarik seperti membuat cerita yang otentik ke publik. Dan juga @patagonia berfungsi sebagai kurator untuk isue/spirit yang telah dicanangkannya. Menarik untuk diperhatikan bahwa keterlibatan consumer dalam hal ini sangat tinggi. Ajakan-ajakan dari brand seperti VOTE-VISIT atau JOIN US adalah lazim dan tidak kelihatan memaksa. Ini barangkali yang disebut oleh Scott Goodson sebagai CULTURAL MOVEMENT. TOMS Shoes yang sering dibahas para marketer melakukan engagement yang sama seperti @patagonia. Lebih luar biasa lagi @TOMS melakukannya melalui media-media gratis alias tak berbayar. Memanfaatkan social media seperti facebook, twitter ataupun pinterest. Memasuki era berkomunikasi melalui content saat ini tak berarti kita asal masuk social media dan membawa content. Akan tetapi content yang kita usung haruslah secara kultural dekat dan menarik. Oleh karena itu pendekatan yang sifatnya CONSUMER-FOCUSED adalah mutlak. Disinilah seninya, bagaimana kita bisa membangun relevansinya dengan brand yang kita miliki. Akhirnya saya begitu terpana melihat sebuah foto outdoor yang indah di sebuah kapal ekspedisi dengan caption: Dan Malloy during the filming of Groundswell with RAINCOAST CONSERVATION FOUNDATION. Great Bear Rainforest, Canada. Watch the trailer : http://www.youtube.com/watch?v=PT_Dv-oIXCk. Photo Credit: Jeremy Koreski @patagonia telah membuktikan bahwa menjadi publisher dan kurator adalah sebuah upaya yang manis karena kemampuan mengundang konsumen/komunitas/fans adalah kenikmatan tersendiri. Bagaimana tidak? Fans dengan senang hati mengirimkan foton, film dan cerita menarik ke dalam rumah brand yang bernama @patagonia. Yuk kita membuat cerita yang menarik buat brand kita, karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi publisher dan kurator yang baik. Kunjungi tulisan lain di http://brandgardener.net




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline