Chapter III
Apocalypse
"Sebentar lagi matahari terbit," simpul Amanda sambil melihat ke langit timur yang ufuknya mulai tampak semburat warna terang yang tipis.
Herman dan Amanda mulai gelisah karena sejak tadi malam hanya tertidur sejenak di taman alun-alun. Sedangkan Alaksolan yang ditunggu-tunggu belum datang pula menemuinya.
Dihubungi oleh Amanda lewat HP, tidak pernah diangkat oleh Alaksolan.
"Mungkin gangguan jaringan?" kata Herman sambil mengamati smartphone made in Osiris di tangan Amanda yang bentuknya oval sebesar sabun mandi.
"Memangnya di dunia kita ..." ejek Amanda.
Smartphone mirip sabun mandi ini berwarna hijau dan terbuat dari logam, tetapi transparan dan tanpa tombol apapun. Untuk mengaktifkan, tinggal disentuh lalu muncul ikon-ikon berupa cahaya sesuai fungsi masing-masing.
"Tapi ini jelas Alaksolan tidak mengangkatnya. Dia lagi sibuk sekali mungkin."
Lalu perhatian Herman beralih ke tempat lain.
"Lihat!" tunjuk Herman. "Sepertinya itu Pemuka utama yang akan memimpin puja untuk dewa matahari, Amun Re."