Hari sabtu (27/3) mahasiswa UM KKN Srigading melakukan pelatihan pembuatan Batik Shibori. Shibori merupakan teknik yang berasal dari Jepang yang secara bahasa berasal dari kata kerja 'shiboru' yakni merupakan teknik pewarnaan kain yang mengandalkan ikatan dan celupan. Motif yang dihasilkan seringkali tidak jauh berbeda dengan batik meskipun dari segi pengerjaan lebih mudah. Tak heran jika motif ini sering disebut 'batik' asal Jepang.
Pelatihan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UM di Desa Srigading menggunakan metode Shibori ini. Pelatihan ini diikuti oleh sepuluh ibu-ibu PKK. Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Desa Srigading, yaitu Bapak Hadori. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan kelompok wanita desa dan meningkatkan penghasilan dari keterampilan yang telah dilatih tersebut.
Sekedar informasi, kain yang digunakan untuk membuat Batik Shibori ini adalah kain mori. Kain tersebut dilipat membentuk pola lalu diikat. Setelah diikat, kain tersebut dicelupkan ke dalam water glass atau semacam larutan agar kain yang diberi warna nantinya tidak cepat luntur/untuk mengikat warna. Agar warna meresap, ditunggu selama tiga jam, ikatan dibuka, dan dibilas untuk menghilangkan bekas water glass dan warna yang terlalu pekat.
Jika dikembangkan lagi lebih lanjut maka motif yang dapat diciptakan dari teknik Shibori ini dapat beraneka ragam. Apalagi jka dipadukan dengan pemilihan warna yang bermacam-macam akan menambah keunikan dari hasil batiknya. Dengan diadakan pelatihan ini ke para wanita Desa Srigading, diharapkan mampu meningkatkan kreativitas warga, meningkatkan penghasilan warga melalui penjualan kain ini dalam bentuk kain lembaran, baju, kerudung, taplak meja, maupun produk konveksi yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H