Kripik Tette merupakan makanan/camilan tradisional yang khas dan sudah popular di wilayah Madura, hal ini terbukti hingga hari ini makanan ini masih menjadi salah satu ikon dari makanan khas dan pusat oleh-oleh di Madura. Meski masuk dalam salah satu produk unggulan daerah namun kurang mendapat perhatian dari pemerintah untuk pengembangan industri ke arah lebih baik. Keahlian masyarakat membuat keripik tette diwarisi secara turun temurun, sepertihalnya yangdilakukan ibu Hamiyeh, peralatan yang digunakan untuk membuat kripik tette antara lain tungku batu bata merah, bak aluminium (dandang) untuk merendam dan merebus ketela, batu kali hitam besar sebagai alas penumbuk, batu kali hitam kecil sebagai penumbuk, alat penjemur jaring, kantong plastik.
Ibu Hamiyeh, yang sekaligus sebagai mitra pelaksanaan PKM oleh Dosen Teknik Mesin UNESA, juga menegaskan bahawa permasalahan prioritas yang menyebabkan UMKM keripik tette ini belum berkembang sebagaimana yang diharapkanya adalah dikarenakan dalam proses produksi belum didukung dengan teknologi produksi yang memadai dan dalam menjalankan usahanya karena keterbatasan tenaga yang digunakan dalam produksi serta belum adanya strategi branding produk yang baik. Atas dasar permasalahan tersebut maka TIM PKM merancang sebuah alau yang dikembangkan dari hasil penelitian berupa teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, dalam hal ini penerapan teknologi yang ditawarkan adalah Mesin Press Keripik Tette Semi Automathic Berbasis Foodgrade.
TIM Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari 3 orang ( 1, Handini Novita sari, 2. Ali Hasbi ramadani, 3. Ronggo Alit) mengatakan bahwa "mesin yang dirancang sudah di uji coba dan dapat memproduksi kripik tette dalam waktu 3-5 detik, atau setara dengan 720-1200 keping keripik tette dalam waktu 1 jam, sedangkan proses pembuatan keripik tette dengan menggunakan alat konvensional ini hanya mampu menghasilkan maksimal 100 keping/ jam, itu pun tergantung tenaga dan kecepatan SDM nya. Dengan kata lain produksi dengan menggunakan mesin dapat meningkat 12 kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya. Selain kuantitas produksi meningkat tajam, ketua TIM juga mengatakan dengan menggunakan mesinnya (1) biaya produksi lebih murah; (2) kualitas kripik tette juga higienis dan sangat baik, sehingga keripik yang dihasilkan rasanya lebih enak,lebih diminati dan lebih memudahkan dalam pemasaran, dan (3) dan proses pengeringan juga lebih cepat dikarenakan ketebalan yang dihasilkan sama. Dan hal ini menjadi nilai tambah (added value) dari peningkatan produktivitas Berupa: pendapatan dari selisih biaya produksi dan selisih waktu yang masih banyak yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan produktif lainnya.
Mesin press keripik tette semi automatic (dokpri)
Serah terima mesin dengan mitra PKM (dokpri)
Pendampingan penggunaan mesin (dokpri)
Hasil produksi keripik tette (dokpri)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI