Aktris sekaligus anggota DPR Emilia Contessa menunjukkan kepeduliannya terhadap masalah kekerasan yang terjadi pada anak. Ia bergabung dengan sejumlah selebriti lain seperti Shanty dan juga Teuku Zacky untuk menyerukan menghentikan kekerasan kepada anak.
"Saya diajak Shanty untuk gabung, sebenarnya Denada yang diajak tapi biarkan dia selesaikan masalah dulu. Mudah-mudahan Angeline yang sudah jadi korban bisa memperingatkan agar tidak terjadi lagi," ucap Emilia Contessa di Komnas Anak, TB Simatupang, Jakarta Timur, Kamis (2/7).
Selain bergabung dalam sosialisasi stop kekerasan terhadap anak, Emilia yang berasal dari daerah yang sama dengan ibu korban pembunuhan sadis Angeline, mengungkap fakta miris tentang kejadian tersebut. Dari autopsi di perut almarhum gadis berusia 8 tahun itu tidak ditemukan makanan sehingga korban kemungkinan jarang mendapatkan asupan.
"Saya orang Banyuwangi, ibunya cerita waktu operasi di perutnya itu tidak ditemukan satu pun makanan. Semoga jadi peringatan supaya lebih peduli terhadap anak lain," ujarnya.
Emilia pun berniat untuk membawa masalah ini ke DPR, terutama komisi di mana ia berada yaitu komisi III yang menaungi masalah Hukum, HAM dan keamanan. Ia percaya Undang-Undang untuk melindungi anak dari tindak kekerasan harus semakin diperkuat.
"Sangat serius. Bahwa 58 % kekerasan yang terjadi pada anak adalah kekerasan seksual," tuturnya.
Dalam kasus Angeline, Emilia percaya yang terjadi bukan hanya soal pembunuhan namun juga ada kebencian terhadap anak. Ia khawatir jika adopsi di dalam negeri saja bisa sangat bermasalah, maka adopsi yang dilakukan orang asing terhadap bayi Indonesia bakal semakin berbahaya.
"Sebetulnya Perpres sudah ada sejak zaman SBY tapi sekarang seperti mati suri. Saya nggak mau menyalahkan siapa-siapa. Perpres sudah bagus tapi harus dijalankan. Menggandeng para selebritis saya rasa jalan yang tepat," tandasnya.