Lihat ke Halaman Asli

Handika Arisandy

Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana, Kini melanjutkan pendidikan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kepercayaan Jual-Beli Online

Diperbarui: 11 Oktober 2015   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, agar dapat terjadinya hubungan yang baik antar sesama manusia maka, di butuhkan yang namanya komunikasi. Dalam hal berkomunikassi kita harus menumbuhkan rasa saling percaya satu sama lain, rasa aman, rasa menggerti satu sama lain.

Seiring dengan berkembangnya jaman, kini komunikasi tidak harus terjadi dengan cara bertatap muka (berhadapan). Di jaman era modern ini, terdapat banyak cara dalam berkomunikasi tanpa harus bertemu langsung (antaa komunikator dengan komunikan). Dengan adanya internet (dunia virtual), banyaknya ceo perusahaan yang berbondong-bondong membuat aplikasi dan memberi fasilitas-fasilitas chatting seperti facebook, line, bbm, dll. Hal ini di sikapi sebagai perkembangan jaman modern. Di samping itu, sekarang juga terdapat website dan aplikasi yang memberikan fasilitas jual-beli online secara gratis. Banyang website yang bermunculan seperti olx, tokopedia, lazada, dll. Dulu, jika kita ingin memulai berdagang (wirausaha) dan memasarkan produk, kita harus mempunyai ‘Toko’. Tapi, kini di mudahkan dengan adanya toko online (toko virtual). Hal seperti ini yang di manfaatkan bagi para wiraushawan, untuk memasarkan produk atau jasanya.

Pedagang dalam memasarkan produknya terhadap pembeli, harus dapat meyakinkan kepercayaan pada pembeli bahwa pedagang dapat benar-benar dapat di percaya jika tidak akan terjadinya penipuan. Mengapa bisa terjadinya penipuan ? di karenakan antara pedagang dan pembeli tidak bertemu langsung (hal ini yang di manfaatkan penipu-penipu) malainkan melalui dunia virtual. Penipuan jenis ini sedang marak terjadi akhir-akhir inim di namakan cybercrime (kejahatan) pada dunia virtual. Dengan adanya hal ini kita sebagai pembeli juga harus mempunyai trik khusus dalam memlih pedagang online yang terpercaya. Sebagai pembeli kita haru melihat dengan cara pedagang dan beriklan, selain itu juga jangan pernah tergiur dengan barang-barang yang di jual murah “ada harga ada barang”. Cari pedang jangan hanya di satu website, tapi juga cari di website lain. Bagaimana tanggapan tentang atas nama pedanggang tersebut dari pembeli lain (comment).

Faktor yang menyebabkan seseorang dapat percaya atau tidak terhadap penjual online berdasarkan penggalaman, lingkungan (teman), juga rasa tidak aman dan tidak percaya terhadap oranglain. Seseorang mengalami trauma terhadap pembeli online (di bohongi, di tipu). Semua ini juga tergantung pada setiap individu, ada yang percaya lagi dengan penjual online yang lain (mencoba lagi) dan ada juga yang sudah tidak percaya oleh pedangang online (mengambil jalan aman) dengan cara membeli barang-barangnya langsung ke toko. 

Kesimpulanya setiap individu mempunyai kepripadian masing-masing yang berbeda beda. Kita berbicara mengenai konteks kepribadian manusia. Seperti halnya yang sudah di jelaskan pada teori aprehensi komunikasi. Di mana di jelaskan bahwa kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomuniasi dengan orang lain karena kekhawatiran dan ketakutanya, tak memiliki pikiran apapun dalam benaknya dan juga tidak memahami sebab akibat sosial. McCroskey sendiri menyatakan bahwa aprehensi komunikasi itu muncul dari pengaruh lingkungan dan pengalaman. Kita sebagai manusia harus menaruh kepercayaan kepada orang lain, yakin jika kita percaya kepada orang lain, orang lain juga akan menjada kepercayaan kita. Sama halnya ketika berbelanja online. Pembeli harus menaruh keyakinan kepada pedagang, agar terjadinya jual beli online yang dapat terleksana dengan baik dan dapat saling di percaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline