Pondasi dasar yang didapatkan oleh anak adalah dari orang tua. Maka dari itu peran orang tua sangatlah penting bagi proses pertumbuhan anak. Begitupun peran guru dalam dunia pendidikan.
Orang tua dan guru harus saling bekerja sama khusunya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) karena mereka memerlukan perhatian yang lebih dari guru dan orang tua baik itu disekolah reguler maupun disekolah inklusi.
Mengingat begitu pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak sehingga mengharuskan mereka untuk menjaga hubungan baik dengan pihak sekolah terkhusus guru, sebagai bentuk perhatian orang tua terhadap anak mereka.
Beberapa sekolah inklusi yang terdapat di negara maju menyediakan guru penghubung khusus dengan orang tua anak bekebutuhan khusus (ABK) agar mereka bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman serta informasi perkembangan, ketrampilan, motivasi, rentang perhatian, penerimaan soal dan penyesuaian emosional anak berkebutuhan khusus (ABK).
Sue Stubss dalam bukunya ja yang setara Inclusive Education (2002) menjelaskan, kolaborasi antara orangtua dan guru dalam mengembangkan program pendidikan inklusi, dianggap sebagai mitra kerdan terbukti memberikan kontribusi yang signifikan untuk anak mereka. Kontribusi tersebut meliputi:
a. Membagi pengetahuan dan pengalaman kepada guru tentang cara menangani anaknya
b. Menjadi pembicara dan berbagi pengalaman dalam seminar yang dilaksanakan guru dan model pelatihan lainnya
c. Para orangtua diharapkan bekerjasama dan memberikan bantuan pada sekolah lain untuk membantu mengembangkan sekolah inklusi
d. Bekerjasama dan membuat perencanaan bersama dengan pihak-pihak lainnya, seperti komunitas, organisasi kemanusiaan disabilitas, dan sebagainya.
Selain terkait akademik, peran orangtua anak berkebutuhan khusus (ABK) juga menyangkut masalah keterampilan bersosialiasai anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan teman-teman reguler lainnya. Sering terjadi anak berkebutuhan khusus (ABK) lebih banyak menghabiskan waktu menyendiri daripada bergaul dengan teman-teman reguler lainnya.