Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Ragam Investasi pada Surat Berharga Negara Ritel

Diperbarui: 21 Desember 2015   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Investor Gathering DJPPR, Kemenkeu, 2015"][/caption]

Menjelang berakhirnya tahun 2015 banyak analisis mengenai prospek investasi tahun 2016. Di tengah kondisi perekonomian global yang melambat, Indonesia sebagai Negara dengan perekonomian terbuka juga terkena dampaknya. Namun seperti beberapa analis top bilang, kondisi tersebut hendaknya tidak menjadi alasan mengurungkan niat berinvestasi. Bagi investor pemula khususnya, banyak pilihan investasi aman dan menguntungkan yang patut dicoba.

Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan Pemerintah layak menjadi pilihan investasi. Apalagi Pemerintah berencana menerbitkan empat instrumen SBN bagi individu ritel tahun depan. Semakin beragam pilihan bagi warga negara untuk berinvestasi. Aman karena dijamin Pemerintah. Menguntungkan karena Pemerintah selalu menawarkan tingkat kupon/imbalan yang kompetitif untuk menarik minat investor domestik berinvestasi di pasar modal Indonesia. Aman dan menguntungkan, maka tinggal sesuaikan saja dengan tujuan berinvestasi.

Sukuk Ritel

Sukuk Ritel merupakan surat pernyataan kepemilikan terhadap suatu Aset SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). Aset SBSN tersebut dapat berupa Barang Milik Negara maupun proyek-proyek Pemerintah. Sukuk Ritel diterbitkan dengan menggunakan akad ijarah atau sewa-menyewa. Investor yang memiliki Sukuk Ritel berhak memperoleh pembayaran uang sewa setiap periodenya.

Berinvestasi pada Sukuk Ritel memberikan imbalan berbentuk fixed yang dikirimkan ke rekening investor setiap bulannya dan pengembalian nilai nominalnya 100% pada saat jatuh tempo. Aman. Dari track record-nya, tingkat imbalan Sukuk Ritel cukup kompetitif jika dibandingkan tingkat bunga deposito perbankan pada umumnya. Pajak terhadap imbalannya pun rendah, hanya 15%, bandingkan terhadap bunga deposito yang dikenakan pajak 20%. Menguntungkan.

Tenor Sukuk Ritel biasanya ditetapkan pada area tiga tahun. Untuk investor yang memiliki rencana penggunaan dana tiga tahun kemudian, membeli Sukuk Ritel menjadi pilihan yang tepat. Namun tidak perlu khawatir jika sebelum jatuh tempo tiba-tiba memerlukan dana tersebut. Sebagai instrumen keuangan, Sukuk Ritel sangat likuid di pasar sekunder. Jual saja Sukuk Ritel kembali pada Agen Penjual tempat membeli di pasar perdana, mereka berkomitmen sebagai stand by buyer. Atau jual lewat Bursa.

Namun tentu saja, sebagaimana instrumen keuangan lainnya, perlu diperhatikan risiko yang timbul jika menjual Sukuk Ritel di pasar sekunder. Karena melepas kepemilikan Sukuk Ritel sebelum jatuh tempo berarti akan menghadapi risiko pasar. Bisa untung, jika harga jualnya lebih tinggi dari pada nilai nominal. Namun bisa juga rugi jika harga jualnya lebih rendah. Perhatikan saja tingkat bunga pasar yang sedang berlaku saat hendak menjual. Jika lebih tinggi dari pada tingkat imbalan Sukuk Ritel yang dimiliki, sebaiknya tunda dulu keinginan menjual, karena bisa jadi akan menderita capital loss.

Obligasi Ritel Indonesia atau ORI

ORI merupakan surat pernyataan utang yang diterbitkan Pemerintah. Dengan membeli ORI, berarti investor mendapatkan jaminan pengembalian dana dari Pemerintah. Tidak hanya itu, ORI juga menjanjikan pembayaran kupon berbentuk fixed yang akan diterima investor setiap bulan. ORI memiliki fitur investasi yang serupa dengan Sukuk Ritel. Kiat berinvestasi pada Sukuk Ritel juga berlaku pada ORI.

Jika Sukuk Ritel diterbitkan pada kuartal pertama, ORI diterbitkan pada kuartal keempat setiap tahunnya. ORI012 baru saja diterbitkan pada 19 Oktober 2015 lalu. Menawarkan kupon yang cukup tinggi, 9,00% per tahun, ORI012 laris manis di pasar perdana. Walaupun belum dapat dipindahbukukan (holding period) hingga dua periode kupon, tampaknya hal tersebut tidak menyurutkan minat investor di pasar perdana. Tingkat penjualannya mencapai Rp27,4 triliun.

Saving Bond Ritel atau SBR

SBR pertama kali diterbitkan pada tahun 2014. Berbeda dengan pendahulunya, SBR berbentuk non tradable atau tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Dengan demikian investor tidak dapat menjual SBR yang dimiliki hingga tiba jatuh temponya, dua tahun kemudian.

Tampak kurang fleksibel, namun SBR menawarkan kupon yang menarik. Tidak seperti ORI yang memberikan tingkat kupon bersifat fixed atau tetap, kupon SBR berbentuk floating. SBR001 diterbitkan pada tanggal 30 Mei 2014 lalu dengan menawarkan tingkat kupon menarik yaitu mengacu pada tingkat bunga LPS plus fixed spread 1,25%. Setiap 3 bulan sekali, Pemerintah akan melakukan penyesuaian tingkat kupon yang akan dibayarkan. Namun tidak perlu  khawatir, karena Pemerintah menetapkan floor level pada tingkat 8,75%. Dengan demikian, jika tingkat bunga LPS terjun bebas, tetap saja investor SBR akan memperoleh tingkat kupon minimal 8,75%. Dari tujuh kali penyesuaian kupon yang telah dilakukan Pemerintah sejak pertama kali terbit, tingkat bunga SBR001 berkisar pada 8,75% hingga 9,00%.

Bila SBR001 diterbitkan pada kuartal kedua tahun 2014 lalu, untuk seri berikutnya, tunggu saja kehadirannya kembali di sekitar periode tersebut tahun depan. Dengar-dengar, SBR seri berikutnya akan menawarkan fitur yang tidak kalah menarik. Bagi yang memiliki rencana kebutuhan dana di tahun 2018, SBR terlalu sayang untuk dilewatkan.

Sukuk Tabungan

Investor syariah makin dimanjakan. Pemerintah berencana menerbitkan satu lagi instrumen investasi berbasis syariah. Bila Sukuk Ritel ditawarkan dalam bentuk yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder, maka Sukuk Tabungan tidak dapat diperdagangkan dan investor harus menyimpannya hingga jatuh tempo. Seperti halnya SBR, maka Sukuk Tabungan diperkirakan akan memberikan tingkat imbalan yang memikat karena Pemerintah akan memperhitungkan cost yang ditanggung investor selama dananya tersimpan di Sukuk Tabungan. Bagi investor syariah, makin banyak pilihan investasi berbasis syariah yang aman dan menguntungkan. Kapan lagi berinvestasi sesuai syariah sekaligus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Pada tahun 2016 akan semakin beragam pilihan instrumen investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor warga negara Indonesia. Dengan empat instrumen investasi pada SBN ritel, diharapkan akan makin menarik minat investor domestik untuk berinvestasi pada pasar keuangan Indonesia. Peran serta investor domestik, pada gilirannya akan memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline