Lihat ke Halaman Asli

Seleksi Pramugari, Kenapa Harus pakai Rok Mini?

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini tiba - tiba terbesit ingin menulis tentang judul di atas. Karena sebagian besar proses perekrutan staff kabin pesawat perempuan itu harus menggunakan rok diatas lutut.

Sering timbul pertanyaan dalam benak saya, apakah pemakaian rok mini yang di haruskan untuk para calon pramugari itu nantinya akan bisa menjamin pelayanan yang baik kepada para pelanggan atau para penumpang pesawat agar mereka merasa nyaman dengan pelayanan itu?

Mungkin salah satu persyaratan wajib yang harus di penuhi oleh seorang pramugari adalah tidak boleh mempunyai satupun bekas luka apalagi bekas luka maaf, koreng.

Dulu, saya pernah iseng mengikuti seleksi calon awak kabin dari sebuah maskapai penerbangan yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi karena seringnya terjadi kecelakaan. Setelah proses administrasi selesai, lalu kami diminta untuk masuk ke sebuah runagan dan diminta untuk meninggikan rok kami sampai jauh diatas lutut. Saya sangat keberatan dengan itu, karena saat itu saya menggunakan rok yang panjang dibawah lutut. Dan bisa ditebak bahwa saya tak lolos pada tahap selanjutnya.

Selama ini dari yang saya dan mungkin banyak juga  tahu bahwa kebanyakan komplain dari para penumpang pesawat dan krunya adalah tentang keramahan, dan pelayanan bukan tentang body para pramugarinya yang mungkin banyak bekas luka hingga menimbulkan ketidaknyamanan untuk para penumpang tadi.

Kurangnya senyum, sapa bahkan "judes" yang kadang di lakukan oleh para awak kabin itulah yang sering di keluhkan oleh para penumpang dan bukan efek dari penggunaan rok mini, yang mungkin menurut menejemen perusahaan akan menjadikan penumpang merasa puas dengan pelayanan itu.

Jadi, mungkinkah standar pemakaian rok mini pada saat perekrutan dan mungkin juga saat bekerja akan di ubah dengan lebih mengedepankan pelatihan tentang attitude menjamu pelanggan agar mereka mau mengguankan lagi jasa mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline