BOGOR- Dampak dari perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja selama pandemi COVID-19, terlebih saat diberlakukannya lockdown atau PPKM berisiko mengakibatkan munculnya masalah kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang meningkat di masa pandemi ini adalah stres, kecemasan, bahkan depresi.
Semakin meluasnya penyebaran virus Covid-19 menyebabkan diberlakukannya lockdown atau suatu upaya untuk pengendalian penyebaran infeksi dimana mengharuskan sebuah wilayah menutup akses masuk maupun keluar sepenuhnya.
Banyak tempat yang ditutup akibat ditetapkannya lockdown seperti sekolah, perguruan tinggi, juga beberapa tempat seperti mall, kafe, pasar dan tempat-tempat yang memungkinkan adanya interaksi oleh banyak manusia.
Bagi remaja, pandemi ini mengakibatkan stres dan kecemasan yang berkaitan dengan perubahan proses belajar dan kehidupan sehari-hari. Hal lainnya adalah proses interaksi human to human yang berkurang dan bahkan tidak ada sama sekali dikarenakan proses penyebaran virus semakin tinggi dimana setiap manusia harus mengurangi pertemuan antar individu maupun kelompok.
Perubahan yang cepat juga mempengaruhi remaja untuk beradaptasi seperti kepribadian, pengalaman, proses belajar, kondisi fisik, dan lingkungan yang mempengaruhi faktor penyebab stress dan depresi dikarenakan munculnya perasaan-perasaan negative yang muncul ketika dihadapkan dengan tantangan atau tekanan.
Selain itu, terdapat beberapa jenis penyakit mental lain seperti gangguan emosional seperti perubahan suasana hati secara tiba-tiba, gangguan makan yang ditandai dengan perilaku makan yang abnormal misalnya menolak makan atau makan terus menerus, bahkan keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri.
Beberapa langkah utama untuk menangani peningkatan stress yang dialami remaja selama pandemi menurut Nadira sebagai salah satu mahasiswa jurusan Psikologi dan juga pemilik platform yang memiliki tema "Mental Health Awarness" adalah dengan mencari tahu tentang kondisi kesehatan diri melalui screening mandiri atau berkonsultasi kepada profesional. "Selain itu, mulai membicarakan perasaan yang tengah dialami dengan orang terdekat atau orang yang dapat dipercaya untuk membantu.
Beberapa jenis penanganan lain diantaranya seperti olahraga atau aktivitas fisik, istirahat cukup, melakukan hobi, tetap bersosialisasi meskipun secara virtual, dan apabila stres atau kecemasan terasa berat dan mengganggu, tidak segan untuk bercerita ke orang yang dipercaya atau mencari pertolongan profesional." Ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H