Lihat ke Halaman Asli

Hana Tasnim

Mahasiswa IPB University

Peduli Sampah dan Lingkungan, Mahasiswa KKN-T IPB Berikan Pelatihan Ecoenzyme dan PGPR

Diperbarui: 30 Juli 2022   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mahasiswa KKN-T IPB University Desa Sinar Sari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor memberikan pelatihan pengolahan limbah organik menjadi ecoenzyme dan PGPR (Plant Growth Promoting Rhyzobacteria) pada 14 Juli 2022 yang dilaksanakan di Taman Kecipir, Perumahan IPB Alam Sinar Sari. 

Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Kipass dengan tujuan untuk mengenalkan tata cara pembuatan ecoenzyme dan PGPR menggunakan limbah rumah tangga. 

Sebanyak 70% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik yang dapat menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memberi resiko terjadinya ledakan TPA. Selain itu, pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana. 

Ecoenzyme adalah alternatif alami dari bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. 

Dokpri

"Ecoenzyme atau cairan alami serba guna, merupakan hasil fermentasi dari gula, sisa buah/sayuran, dan air dengan perbandingan 1:3:10. Ecoenzyme memiliki banyak manfaat di berbagai bidang, baik untuk pertanian hingga kegiatan rumah tangga sehari-hari", jelas Habib Vian Niswara, mahasiswa IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura. 

Sedangkan PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria, secara harfiah berarti Rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman, merupakan kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan berbagai cara, misalnya melarutkan fosfat tanah, 

memproduksi siderofor, fiksasi nitrogen, produksi enzim ACC (1-aminosiklopropana-1-karboksilat deaminase), interferensi sinyal quorum sensing, menghambat pembentukan biofilm, produksi fitohormon, menghambat pertumbuhan fungi, produksi komponen organik volatil (VOCs), induksi resisten sistemik, 

serta mengganggu pembentukan toksin oleh bakteri patogen. Kelompok PGPR ini hidup dengan mengkolonisasi rizosfir (lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar perakaran).

“Aplikasi PGPR pada tanaman dapat mendukung sistem PHT untuk pengendalian mikroba patogen yang berdampak buruk pada tanaman serta mendukung pertumbuhan tanaman dengan penyediaan nutrisi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline