Lihat ke Halaman Asli

Plastik Untuk Pulsa

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sekian lama saya nggak pernah nulis di sini, akhirnya saya kembali lagi dengan cerita unik dari sebuah desa.. cerita kali ini adalah tentang hal yang berhubungan dengan pulsa dan saya beri judul "Plastik Untuk  Pulsa".

Begini ceritanya :

Seorang bapak yang berumur lebih dari setengah abad resmi dilantik menjadi kepala desa di desa tersebut. Masyarakat memilih beliau karena beliau merupakan sosok yang patut dicontoh oleh semua orang. Contohnya, beliau tidak pernah mau melakukan korupsi meskipun dalam jumlah sedikit. Beliau juga seorang yang taat beragama. Meskipun dia seorang pejabat penting di desa tersebut, tetapi beliau berbeda dengan para kades kebanyakan. Dalam hal komunikasi misalnya. Beliau tidak membawa handphone sendiri, padahal tugasnya sebagai Kades sangat penting, ia harus berhubungan dengan semua perangkat desa dan kadus, juga dengan camat. Namun, karena beliau tidak paham dengan kecanggihan teknologi, akhirnya beliau memberikan amanat kepada sekretarisnya yang memiliki HP. Ia memberikan amanat jika ada sesuatu yang penting dari atau untuk desa tersebut langsung mengabari dia lewat sekretaris tersebut.

Pada suatu ketika, sang sekdes mendatangi rumah pak Kades.

Kades : "Ana kabar apa, Pak?" (ada kabar apa, Pak?)

Sekdes : "Mboten wonten kabar apa-apa, Pak Kades. Niki kula mriki badhe nyuwun arta kagem mundhut pulsa. Sakmenika pulsanipun sampun telas." (Tidak ada kabar apa2, Pak. Saya ke sini mau minta uang untuk beli pulsa. Pulsanya sudah habis).

Kades : "Pulsa?" (sambil berpikir apa itu pulsa)

Sekdes : "Inggih, Pulsa, Pak. Kagem ngisi Handphone." (Iya. Pulsa, Pak. Buat isi handphone=maksudnya ngisi pulsa).

Kades : "Yo.. yo.." (iya.. iya..)

Pak Kades pun masuk rumah dan kembali lagi ke ruang tamu sambil membawa selembar uang lalu diberikan pada pak Sekdes.

Sekdes : "Matur nuwun, Pak. Kula langsung pamit badhe ten kecamatan mundhut pulsa riyin." (Terima kasih, Pak. Saya langsung pamitan, mau ke kecamatan untuk beli pulsa dulu).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline