Lihat ke Halaman Asli

Bab 9 Considering Materiality and Auditr Risk

Diperbarui: 12 November 2015   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

1. Konsep Materialitas

Matrealitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan.FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai: Besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut. Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas adalah sebagai berikut:

  • Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
  • Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen
  • Mengestimasi total salah saji dalam segmen
  • Memperkirakan salah saji gabungan
  • Membandingkan salah saji gabungan dengan mempertimbangkan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas.

2. Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas

Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah jumlah maksimum yang membuat auditor yakin bahwa laporan keuangan akan salah saji tetapi tidak mempengaruhi keputusan para pemakai yang bijaksana. Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang tepat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu, faktor yang terpenting adalah:

  • Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut
  • Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas
  • Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas.

3. Alokasi Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas Kedalam Segmen Audit

Alokasi ini perlu dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segmen dan bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Sebagian besar praktisi mengalokasikan materialitas ke akun-akun neraca dan bukan ke akun-akun laporan laba-rugi, karena kebanyakan salah saji dalam laporan laba rugi memiliki pengaruh yang sama terhadap neraca akibat digunakannya sistem pembukuan double entry.

Auditor menghadapi 3 kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca yaitu:

  • Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mangandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya.
  • Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan.
  • Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini.

4. Konsep Resiko Audit

Auditor menerima beberapa tingkat resiko atau ketidakpastian dalam melaksanakan fungsi audit.sebagian besar resiko yang dihadapi auditor sulit diukur serta membutuhkan pertimbangan yang cermat sebelum auditor dapat merespon dengan tepat. Merespon resiko-resiko ini dengan baik sangat menentukan dalam mencapai audit yang bermutu tinggi.

Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan klien.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline