Hingga 16 Juli mendatang, para bakal calon anggota legislatif untuk Pemilu 2024 harus memastikan berkas persyaratannya lengkap. Bila tidak lengkap, berpotensi dicoret alias Tidak Memenuhi Syarat (TMS).
SUBEJO (45) - bukan nama sebenarnya- masih galau. Hingga Jumat (14/7) pagi, persyaratan untuk mendaftar sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) belum kelar. Satu syarat yang belum dipunya: legalisir ijazah SMA.
Padahal supaya lolos verifikasi administrasi (vermin) syaratanya semua dokumen pencalonan lengkap dan absah. Bila tidak lengkap, maka berpotensi TMS atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS).Kalau sampai TMS, kandaslah cita-citanya ikut kembali berkontestasi dalam Pileg 2024.
Waktu yang dimilikinya pun makin tipis. KPU RI melalui surat nomor 701 Tahun 2023 memberikan waktu perpanjangan perbaikan persyaratan hingga Minggu, 16 Juli mendatang. Setelah itu, pelaksanaan vermin akan segera dimulai. Dan berakhir pada 6 Agustus 2023.
Sebelumnya, KPU RI telah memberikan waktu para bacaleg melakuan perbaikan persyaratan. Yakni dari tanggal 26 Mei hingga 9 Juli. Seharusnya, dua minggu tersebut betul-betul dimanfaatkan untuk melengkapi persyaratan. Alhasil tidak terburu-buru bila terjadi kekurangan berkas persyaratan.
Namun rupanya waktu tersebut tidak dimanfaatkan Subejo. Dia justru mengurus legalisir ijazah mepet di waktu perpanjangan. Kejadian ini tidak hanya dialami Subejo seorang, masih banyak didapati informasi dari sejumlah bacaleg tengah tergopoh-gopoh melengkapi persyaratan.
"Saya kurang tanda tangan dari pelaksana tugas Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X. Yang bersangkutan tidak sedang berkantor karena sedang bertugas di Pemalang," cerita Bejo kepada saya.
Ia baru mulai mengurus legalisir di hari Senin (11/7). Awalnya hendak minta stempel, namun karena tidak bisa membawa ijazah SMA asli hal tersebut ditolak.
"Ijazah asli tidak ketemu, hilang. Saya kemudian membuat laporan kehilangan ke polisi untuk membuat surat keterangan pengganti ijazah. Surat inilah yang belum selesai. Saya pesimis hingga Minggu besok selesai," katanya.
Karena proses belum kunjung usai, kondisi ini membuatnya jadi emosi. Hal yang seharusnya sepele bila diurus jauh waktu sebelumnya tentu tidak menimbullkan masalah. Kini, karena waktu yang kian mepet dan ada kondisi-kondisi diluar kemampuan, hal yang sepele tersebut menjadi hal besar. Bahkan bisa berpotensi menyebabkan langkah Subejo terhenti karena berkas tidak lengkap. Sungguh sayang.