Lihat ke Halaman Asli

Hanan Wiyoko

Saya menulis maka saya ada

Kenali Lima Tantangan Parenting di Era Digital

Diperbarui: 17 Maret 2021   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi literasi anak. Dokpri

Setahun pandemi Covid-19 membuat anak-anak di rumah saja dan banyak berkuat dengan internet. Kondisi ini menjadi tantangan bagi orangtua untuk peduli dengan aktivitas berinternet anak. Kira-kira apa saja tantangan menjadi orangtua di era digital?

POLA mengasuh anak (parenting) di era digital menuntut orangtua untuk dinamis menyikapi perubahan. Tantangan makin besar. Terutama di masa pandemi ketika anak memiliki keleluasaan memegang gadget. Anak zaman now merupakan anak milenial yang tumbuh menjadi digital nativ, seolah tak bisa dipisahkan dari teknologi internet. Kondisi ini membutuhkan pola parenting yang berbeda dengan pola mengasuh anak tempo dulu.

Apa Saja Tantangan Parenting Era Digital?

Merujuk buku Panduan Internet untuk Orangtua terbitan Kominfo RI dan Siber Kreasi disebutkan ada lima tantangan. Kelimanya adalah :

1. Pengetahuan anak tentang internet lebih pintar daripada orangtua. Tantangan ini harus disikapi dengan orangtua terus mau belajar informasi tentang internet misalnya pengetahuan dasar tentang internet seperti mengaktifkan mode terbatas di Youtube dan Playstore dan lainnya.

2. Kemudahan akses internet. Tantangan ini harus disikapi orangtua dengan kemauan untuk mendampingi anak berinternet. Kuncinya kepedulian orangtua tidak melepas begitu saja anak berinternet.

3. Bebas terkoneksi tanpa aturan. Tantangan ini disikapi orang tua dengan membuat pengaturan tentang perilaku berinternet bagi anak di rumah. Misal membuat aturan kapan boleh bermain gadget/game online, berapa jam waktu online, situs apa yang boleh diakses anak dan lainnya.

4. Kemudahan membuat konten di dunia maya. Tantangan ini disikapi oleh orangtua dengan mengajak anak berpikir kritis dan kreatif dalam membuat unggahan di dunia maya. Misalnya mengajari etika mengirim komentar di media sosial, melarang posting komentar yang membuat oranglain marah atau tersinggung.

5. Anak inginkan kebebasan. Tantangan ini disikapi orangtua dengan berupaya terus melakukan celah pengawasan terhadap aktivitas anak. Misalnya meminta anak memberi tahu kode PIN akses gadgetnya agar orangtua bisa mengontrol.

Dengan mengetahui tantangan tersebut, diharapkan orangtua bisa bersikap dan terdorong kepedulian untuk mendampingi dan mengontrol aktivitas berinternet anak. Jangan biarkan anak berselancar sendiri di dunia maya tanpa ada arahan dan kontrol dari orangtua. Dengan cara ini diharapkan bisa mengerem pengaruh buruk internet terhadap anak. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline