Jurnalisme hiperlokal (hyperlocal journalism) bisa dibilang merupakan gerakan akar rumput pewarta warga (citizen journalism). Memungkinkan menyuarakan peristiwa dan topik lokal berskala mikro yang terkadang luput dari perhatian media massa arus utama. Bisa jadi gerakan pemberdayaan komunitas.
ISTILAH 'lokal' pada koran lokal atau berita lokal merujuk bahwa koran tersebut bersifat kedaerahan, memuat peristiwa yang sifatnya dekat dengan pembaca. Misalnya koran lokal Banyumas maka hampir sebagian besar berita yang dimuat adalah tentang Banyumas. Rasanya sulit menemukan berita Jawa Timur di koran lokal Banyumas.
Nah, seiring berkembangnya internet mendorong kemunculan media baru (new media). Beragam platform seperti Youtube, website desa, situs microbloging memunculkan konten yang dibuat oleh pengguna internet. Hal ini memungkinkan konten-konten berskala mikro diunggah ke internet.
Misalnya, website desa memuat informasi-informasi kegiatan di tingkat RT, RW, dusun dan desa. Contoh lagi, situs mikrobloging memungkinkan warganet membuat tulisan tentang kejadian di lingkungan tempat tingga. Contoh lain, bila kita mengamati konten Youtube, banyak hal-hal remeh yang diunggah. Sifatnya mikro.
Hal ini melahirkan jurnalisme lokal. Dikutip dari https://www.greelane.com/, istilah jurnalisme hiperlokal merujuk pada aktivitas liputan peristiwa dan topik berita dalam skala yang sangat kecil. Istilah ini juga disebut jurnalisme mikro.
Aktivitas jurnalisme ini beririsan dengan kegiatan pewarta warga (citizen journalism) yang melakukan reportase hal-hal di sekitar mereka yang kadang tidak mendapatkan porsi pemuatan di media arus utama.
Diskusi Online
Contoh jurnalisme hiperlokal merujuk pada aktivitas pewarta warga di Kabupaten Brebes. Misalnya, situs www.cbmnews.net yang beranggotakan 70 Anggota.
Kemudian ada tiga kelompok jurnalisme warga binaan yakni www.suarapaguyangan.com beranggotakan 15 orang, jurnalisme warga di Belik Pemalang beranggotakan 15 orang dan jurnalisme warga Petungkriyono Pekalongan : beranggotakan 15 orang.
"Para Jurnalis warga melebur dengan desa menjadi kontributor website desa, ada juga yang menjadi kontributor website di kecamatan, termasuk menulis di blog Kompasiana.com," kata Bahrul Ulum, pegiat jurnalisme warga di Brebes dalam diskusi online bertema Peran Hyperlocal Journalism Dalam Pembangunan Pedesaan, Selasa (16/3/2021).
Selain Bahrul Ulum, diskusi online yang diadakan Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed menghadirkan tiga narasumber lain, yakni Wahid Muslim (pendiri Grinting TV), W. Megandika (wartawan Kompas), dan Andy Ismer (pendiri suarapurwokerto.com). Diskusi dipandu Dr Edi Santoso (Kaprodi Magister Ilmu Komunikasi). Narasumber Wahid dan Andy membincangkan peran mereka dalam menjalankan praktik jurnalsime mikro.