Benarkah perempuan itu gaptek? Gagap internet? Tulisan ini bermaksud mendorong pemanfaatan internet positif bagi perempuan. Yuk dorong perempuan melek internet.
AKSES perempuan terhadap internet dianggap masih timpang dibanding kaum laki-laki. Padahal sebetulnya kesempatan akses terhadap internet sama saja. Namun data menunjukkan, masih adanya ketimpangan akses terhadap internet antara laki-laki dan perempuan. Benarkah?
Dari databoks.katadata.co.id, mewartakan Kesenjangan Gender Pengguna Internet Masih Tinggi. Artikel tersebut menunjukkan kesenjangan digital antara laki-laki dengan perempuan terjadi di kawasan Asia Selatan dan Afrika sub Sahara.
Berikut deskripsi dalam artikel tersebut:
Menurut laporan GMSA: The Mobile Gender Gap Report 2019, Asia Selatan menjadi wilayah dengan kesenjangan gender tertinggi, yaitu lebih dari 50 persen, dengan proporsi perempuan pengguna internet hanya sebesar 27 persen. Kemudian wilayah Afrika Sub Sahara berada di posisi kedua, dengan kesenjangan mencapai 41 persen, dan proporsi perempuan pengguna internet sebesar 29 persen.
Sementara itu wilayah Amerika Latin dan Karibia menjadi wilayah dengan kesenjangan gender terendah, yaitu sebesar 2 persen dengan proporsi perempuan pengguna internet sebesar 66 persen. Kesadaran terhadap internet sebenarnya sudah mulai tumbuh di berbagai bidang, namun secara konsisten lebih rendah untuk perempuan.
Bagaimana di Indonesia?
Ini sih pendapat saya, ditambah pengalaman penelitian yang dilakukan di komunitas perempuan. Bahwa menurut saya, ketimpangan gender di dunia digital masih terjadi.
Disadari atau tidak disadari, peristiwa ini bisa saja terjadi di sekitar kita. Misalnya adanya anggapan, perempuan dianggap tidak terampil dibanding kaum laki-laki dalam memanfaatkan internet. Belum lagi misal ada anggapan, perempuan pakai gadget paling-paling buat selfie doang. Padahal perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk setara dengan laki-laki secara digital.
Menurut saya ada lima ketimpangan yang menjadi penyebabnya. Apa saja?