SAAT berkunjung ke makam keramat atau makam tua, kadang ada hal aneh yang terasa. Ini seperti pengalaman saya ketika berziarah ke makam seorang penyebar agama Islam abad ke-16 di Banyumas, Syekh Abdusshomad di Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Soal keanehan yang saya rasakan, saya tulis di bagian akhir tulisan. Sebelumnya saya ceritakan dulu perihal makam tersebut.
Banyak tempat di Banyumas untuk berziarah ngalap berkah. Di antaranya adalah ke Makam Syekh Abdusshomad di Grumbul Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Menurut informasi yang dihimpun, Syekh Abdusshomad merupakan tokoh penyebar agama Islam di tlatah Banyumas pada sekitar abad 15-16.
Lokasi makam ini berada di RT 2 RW 3 Desa Cipete. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di tepi jalan. Setelah memarkir kendaraan, peziarah harus berjalan kaki menapaki anak tangga sekitar lebih dari 100 meter.
Makam ini ramai dikunjungi peziarah, terutama pada bulan Sya'ban. Pada hari-hari biasa, makam yang dikenal juga dengan nama Makam Mbah Abdus Somad ini juga tetap didatangi peziarah dengan berbagai hajat.
Pohon Nagasari
Lokasi makam berada di ketinggian dan diapit rimbunnya pepohonan besar. Di antaranya adalah pohon nagasari yang usianya ratusan tahun. Para pengunjung dilarang mengambil atau merusak bagian pohon tua tersebut.
Pelarangan tersebut cukup beralasan. Rupanya setelah ditelusur ke situs jual beli online terdapat postingan menjual tasbih kayu berbahan kayu nagasari dari Makam Jombor. Dideskripsikan kayu tersebut merupakan kayu berkaromah atau memiliki aura metafisika.
Berikut deskripsi produk tasbih : Kayu nogosari mati ngurak, dari Makam Syech Abdulsomad Jombor Banyumas. Dalam Sejarah Kerajaan Demak, kayu Nagasari merupakan kayu pilihan yang digunakan sebagai gagang atau tongkat tombak Kyai Pleret milik Panembahan Senopati. Tombak Kyai Pleret yang memiliki kesaktian tinggi, dipadu dengan energi Kayu Nagasari menjelma menjadi senjata pamungkas yang mampu merobohkan Arya Penangsang.Adipati Jipang Sakti Mandraguna yang berseteru dengan kerajaan Demak. Kayu Nagasari yang memiliki tuah tingkat tinggi, bukanlah Nagasari yang didapatkan di sembarang Kayu Nagasari akan semakin kuat manakala didapatkan dari tempat-tempat yang secara metafisik menjadi tempat terhimpunnya energi aura metafisik. Oleh para spiritualis Kayu Nagasari disebut sebagai Rajanya Kayu mereka yang menguasai kebatinan tingkat alami yang ada pada Kayu Nagasari boleh diolah sebagaimana tujuan/hajat tertentu yang dikehendaki. Ukuran tasbih yang dijual adalah 8 milimeter dengan harga Rp 160.000.
Siapa Syekh Abdusshomad?
Menurut informasi yang dihimpun, Syekh Abdusshomad merupakan pendakwah Islam dari Jawa Barat. Cara penyebaran Islam dilakukan dengan cara yang menyesuaikan adat kebiasaan masyarakat setempat pada masa itu.
Syiar Islam dilakukan dengan menjalin silaturahmi ke rumah-rumah penduduk atau ngendhong serta menjadi teladan dengan menunjukkan sikap mulia. Dikisahkan situasi masyarakat setempat pada saat itu menganut sistem kepercayaan leluhur.