Lihat ke Halaman Asli

Hana Nurwadiah

siswa kelas 12 mipa 3 SMA NEGERI I WALED

Kasih Sayang yang Mengalir Seperti Air melalui Puisi "Ibu" Karya Kahlil Gibran

Diperbarui: 7 Maret 2024   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kahlil Gibran merupakan seorang seniman, penyair, dan penulis lebanon-Amerika yang berkelahiran 6 januari 1883, salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu sebuah buku yang berjudul THE PROPHET, selain itu ia juga menulis puisi yang berjudul "IBU".

Keluarga yang diimpikan oleh semua orang adalah keluarga yang harmonis, kebahagiaan itu tumbuh berawal dari seorang ibu yang melahirkan sang buah hati, sang buah hati yang selalu ditimang dan dimanja oleh sang ibu, ibu adalah sosok wanita yang hebat, kuat dan memiliki peran penting dalam keluarga. Dituliskan oleh Kahlil Gibran pada puisi "IBU" di bait ke-4

Ibu adalah mata cairan cinta,

kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi

siapapun yang kehilangan ibunya

ia akan kehilangan sehelai jiwa suci

yang senantiasa merestui dan memberkatinya

Pada bait puisi ibu di atas menjelaskan bahwa kasih sayang seorang ibu tidak mungkin dapat di bayangkan tapi kasih sayang seorang ibu dapat di rasakan, sebagai seorang anak harus senantiasa berbakti kepadanya karena restu Allah terletak pada restu orang tua, terutama ibu dan surga berada di bawah telapak kaki ibu, ketika ibu sudah pergi hampa lah hidup ini, maka dari itu jangan sampai menyesal telah menyia-nyiakan kasih sayang seorang ibu. Dituliskan kembali oleh Kahlil Gibran pada puisi "IBU" di bait ke-6

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan

Bumi menumbuhkan, menjaga, dan membesarkannya

pepohonan dan bebungaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline