Lihat ke Halaman Asli

Hana N Fauziyyah I

Mahasiswi KPI STIBA Ar-Raayah, Sukabumi

Yoo Bisa Yoo

Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kuchisabishii, merupakan salah satu istilah populer di Jepang  yang mengandung arti "when u r not hungry, but u eat coz ur mouth is lonely" atau saya artikan dalam basa Sunda "anjeun teh teu lapar, ngan baham teh hoyong ngagayem we hayoh". Ketika melihat kata itu, saya tertarik untuk berdagang cemilan dengan merek "kuchisabishii". Dengan harapan agar para pembeli bisa menikmati cemilan bahkan menjadi teman disaat mulut kesepian ingin "ngagayem".  Namun, saya bingung cemilan apa yang akan saya dagangkan?

Terlintas di pikiran untuk bekerja sama dengan adik saya, Hasan Abdurrahman Idris, yang kini duduk di kelas 5 SD. Akhirnya, saya memiliki ide untuk berjualan milo beku di sekolah adik saya, dengan kesepakatan dia akan mendapatkan bagian 50% dari keuntungan.

Saya memulai usaha dagang pada Rabu, 22 September 2021, dengan modal awal Rp. 24.000,-. Harga yang kami tentukan lumayan murah, yaitu 1 sachet milo beku hanya Rp. 2.000,-. Namun, adik saya memiliki gengsi dan malu yang tinggi untuk mendagangkan milo beku kepada teman-temannya di sekolah. Saya tetap memberi semangat, dan menceritakan kepadanya bahwa saat SD pun saya sudah mulai dagang milo beku dengan teman sekelas saya. Dia pun mulai membawa dagangan ke sekolahnya.

Sepulang sekolah, saya tanya berapa hasil jualan yang didapat, ia menjawab bahwa dia tidak mendagangkan milo tersebut. Akhirnya, milo beku pun hanya dibeli oleh keluarga. Dan pada akhirnya, usaha pertama saya gagal dengan pendapatan Rp. 18.000,- (tidak balik modal). Kali ini saya masi berpikir apa dan dimana saya akan memulai usaha yang baru?

Setelah mengalami kegagalan pada usaha pertama, saya mulai berpikir untuk berjualan online. Suatu saat saya dapat pesan dari kaka kelas saya, berbincang tentang perkuliahan. Ketika beliau "celetuk" mengatakan sesuatu tentang moring, dari sana saya berpikir, apa saya jualan moring saja ya? Toh mahasiswi Ar Raayah banyak yang suka moring Garut yang pernah saya bawa kesana saat masih di asrama.

Oke, saya memutuskan untuk berjualan moring. Tetapi, sebelum memulai dengan usaha baru, saya tetap berusaha menjual milo beku yg masih tersisa banyak. Alhamdulillah, milo beku saya habis terjual dengan pendapatan Rp. 24.000,-. Ya walaupun yang beli orang rumah semua, bahkan saya membeli dagangan sendiri hihi. Dari usaha milo beku yang saya jalankan selama kurang dari 2 minggu ini, saya mendapatkan keuntungan sebesar  Rp. 18.000,- dan tentunya berbalik modal, Alhamdulillah. Semoga usaha moring yang akan saya jalankan kedepannya berjalan dengan lancar dan diberi keberkahan dalam berdagang, Aamiin.

Hikmah dari pengalaman pertama saya berdagang pada masa kuliah ialah jangan malu untuk memulai berdagang, jika demikian maka usaha tidak akan membuahkan hasil bahkan gagal. Berani memulai adalah salah satu kunci sebuah kesuksesan. Yuu bisa yuu :)

*Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

STIBA Ar Raayah Sukabumi

*Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Kewirausahaan 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline