Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Abu Gunung Kelud Telah Sampai di Bandung dan Mataram

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13923741841852043946

Gunung Kelud telah meletus hanya satu jam setelah penetapan statusnya ke level awas (23/02/14). Setidaknya, terdapat dua letusan yang sangat dahsyat pada erupsi gunung api yang terletak di perbatasan kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang tersebut. Letusan pertama terjadi pada pukul 22.50 WIB. Kemudian diikuti oleh letusan kedua yang relative lebih dahsyat, yaitu pada pukul 23.30 WIB. Setelah kedua letusan tersebut, disusul letusan-letusan kecil yang terus bersahutan.

Letusan tersebut bahkan mampu mengeluarkan suara dentuman yang sangat keras dan bahkan sampai terdengar di kota Yogyakarta yang jaraknya sendiri mencapai 200 km dari puncak Gunung Kelud ! Selain pekikan letusan yang sangat dahsyat, material yang dikeluarkan Kelud pada erupsi kali ini pun terbilang besar. Bahkan menurut PVMBG, material yang dikeluarkan diperkirakan mencapai lebih dari 150 juta meter kubik ! lebih besar dibanding letusan pada tahun 1990.

Dampak letusan yang mengeluarkan dentuman yang begitu keras dan material yang begitu banyak ini merupakan dampak adanya kubah lava yang menyumbat jalannya magma Gunung Kelud. Sumbat lava inilah yang kemudian terkena tekanan dari dalam bumi, pecah, dan kemudian terlontar dalam bentuk material padat berupa kerikil, pasir, dan abu. Berdasarkan keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, erupsi Gunung Kelud mengarah ke barat daya.

Diluar dugaan ternyata salah satu material hasil letusan Gunung Kelud, yaitu berupa abu vulkanik, telah sampai di Kota Bandung. Hal ini tentu dapat menggambarkan betapa dahsyat letusan Gunung Kelud ini, hingga material letusannya sampai pada jarak lebih dari 600 km dari pusat Gunung. Saya memperkirakan sampainya abu vulkanik tersebut di Kota Bandung, tepatnya di kawasan kampus, sekitar pukul 12.30, setelah shalat Jum’at. Memang abunya tidak setebal di Kediri yang mencapai 15 cm, di sini hanya tipis saja. Namun tetap terlihat jelas beterbangan, dan menempel pada atap mobil dan jok sepeda motor (Gambar 1). Dengan begini berari dampak letusan Gunung Kelud yang pernah menelan ribuan korban jiwa tersebut telah membentang dari Mataram, NTB (www.merdeka.com) hingga ke Bandung, Jawa Barat!



1392374751516883234

Gambar 1. Jok sepeda motor yang tertutupi oleh abu vulkanik Gunung Kelud.

Hati-hati Apabila Terkena Abu Vulkanik

Meskipun tidak memberikan efek destruktif secara besar dan langsung seperti kerikil ataupun lontaran material vulkanik lain yang berukuran lebih besar. Abu vulkanik juga membawa dampak yang tidak bisa dianggap remeh. Memang secara kasat mata, bentuk abu ini terlihat kecil dan tidak berbahaya. Namun apabila dilihat di bawah mikroskop abu hasil letusan gunung api ternyata sangat berbahaya!

Kenapa berbahaya? Karena abu vulkanik memiliki bentuk yang runcing. Bentuk yang runcing tersebut memang tidak akan melukai tangan kita, tapi bagaimana jika terhirup dan masuk ke paru-paru? Paru-paru tentu adalah organ dalam yang “kulit”nya tidak setebal tangan kita, dan tentunya akan mudah terluka jika terkena material yang tajam. Secara sedarhana, abu vulkanik ini dapat diibaratkan seperti pecahan silet kecil-kecil, sangat berbahaya! Jadi untuk dulur-dulur yang saat ini tempat tinggalnya terkena dampak dari abu letusan Gunung Kelud, sebaiknya memakai masker ketika keluar rumah. Agar tidak menghirup abu vulkanik yang dapat melukai paru-paru dulur-dulur semua.

1392374413758388428

Gambar 2. Kenampakan abu vulkanik di bawah mikroskop (skala tertera).

Bagi yang kendaraannya tertutupi oleh abu vulkanik, jangan sampai membersihkannya dengan cara dilap. Karena efeknya bisa seperti diamplas. Cara pembersihan paling aman ketika kendaraan atau sesuatu yang berkilau terkena abu vulkanik adalah dengan menyiramnya dengan air, bukan di lap! Selain itu apabila mata gatal karena terkena abu vulkanik, cara terbaik untuk menghilangkannya adalah juga dengan di basuh dengan air (Baca: Raup), jangan sampai di kucek-kucek!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline