Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-Hari

Diperbarui: 20 Desember 2023   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

prosesi memanah naga banda palebon puri agung bitera (dokpri)

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada acara Konferensi daerah I Badan Perjuangan Umat Hindu Bali yang diselenggarakan pada 11 November 1966 di Perguruan Dwijendra Denpasar. Namun, nilai-nilai Tri Hita Karana telah diterapkan oleh masyarakat Hindu Bali sejak abad kesebelas.Konsep Tri Hita Karana berasal dari ajaran agama Hindu yang menekankan pentingnya keselarasan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia.I Gusti Ngurah Bagus (1994) berpendapat bahwa Tri Hita Karana adalah tiga sebab atau sumber kebahagiaan yang berasal dari keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Tri Hita Karana terdiri dari tiga aspek, yaitu:

  • Parahyangan: Hubungan antara manusia dengan Tuhan, menekankan spiritualitas dan pengabdian kepada Sang Pencipta.

Palemahan: Hubungan harmonis dengan alam, menjaga kelestarian lingkungan, dan menghindari eksploitasi berlebihan.

kerja bakti yang dilakukan rombel 16 dan rombel 29 (dokpri)

  • Pawongan: Hubungan baik antar manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan gotong royon
  • latihan beleganjur sekaligus mempererat tali persaudaraan (dokpri)

Pemberdayaan Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan melalui berbagai tindakan nyata, seperti:

  • Pawongan:

    • Menghargai hak dan kewajiban diri sendiri maupun orang lain.
    • Menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghormati terhadap perbedaan keyakinan.
    • Saling tolong menolong dan peka terhadap permasalahan tetangga maupun masyarakat sekitar.
    • Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan.
    • Menjaga komunikasi yang positif dan menghindari konflik.
  • Palemahan:

    • Membiasakan gaya hidup berkelanjutan, seperti mengurangi penggunaan plastik dan memilih produk ramah lingkungan.
    • Menghemat energi dan air dalam aktivitas sehari-hari.
    • Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
    • Ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan atau penanaman pohon.
    • Menggunakan sumber daya alam secara bijak dan tidak berlebihan.
    • Menyayangi dan melindungi hewan serta tumbuhan di sekitar kita.
  • Parahyangan:

    • Menjalankan ibadah dan ritual keagamaan sesuai keyakinan masing-masing.
    • Melakukan meditasi atau kegiatan spiritual lainnya untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan.
    • Menumbuhkan rasa syukur atas segala berkah yang diterima.
    • Menjalani hidup dengan moral dan etika yang baik.
    • Menggunakan kemampuan diri untuk berkontribusi bagi kebaikan dan kesejahteraan dunia.

Pemberdayaan Tri Hita Karana tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Dengan menerapkan nilai-nilai Tri Hita Karana, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, damai, dan lestari.

Berikut beberapa contoh konkret penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya:

  • Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak dekat, mengurangi emisi gas buang dan menjaga kesehatan (Pawongan dan Palemahan).
  • Membeli produk lokal dan organik untuk mendukung petani dan menjaga lingkungan (Palemahan dan Pawongan).
  • Mengajar anak-anak tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan agama (Pawongan).
  • Melakukan kegiatan amal untuk membantu orang yang kurang mampu (Pawongan dan Parahyangan).
  • Menanam sayuran sendiri di halaman rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus menghijaukan lingkungan (Palemahan dan Pawongan).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline