Lihat ke Halaman Asli

Digital Amnesia : Fenomena Psikologis pada Masa Digital

Diperbarui: 4 Januari 2025   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada masa yang penuh media digital ini, terdapat sebuah fenomena psikologis yang tidak disadari sering terjadi. Fenomena itu adalah Digital Amnesia atau disebut sebagai ketergantungan manusia kepada media digital dalam menyimpan informasi, yang kemudian menyebabkan seseorang cenderung melupakan informasi yang mudah diakses atau disimpan melalui perangkat digital seperti ponsel, komputer, atau internet. 

Media digital berupa handphone dan gadget lainnya semakin berkembang setiap harinya. Dengan berkembangnya fitur dan alat pada gadget membuat banyak kemudahan dalam setiap kegiatan manusia. Begitupun dalam menyimpan informasi, terbatasnya kapasitas otak dan kemudahan dalam menyimpan informasi melalui fitur digital membuat orang berpikir untuk menyimpannya dalam perangkat digital daripada mengingatnya secara manual. Situasi tersebut menyebabkan berkurangnya proses mengelola informasi secara mendalam dan kemampuan kritis dalam berpikir karena  kemudahan dalam mencari informasi secara instan melalui gadget. Hal ini juga bisa menjadi dampak negatif bagi pelajar dan kaum muda pada proses pembelajaran dan memori mereka, seperti menurunnya fungsi memori akibat penggunaan media digital secara intensif. Selain itu, terdapat dampak negatif pada sosial berupa berkurangnya interaksi tatap muka dan bersosialisasi, dan pada psikologis yang dapat berupa meningkatnya ketidaksabaran, masalah tidur, dan stres. 

Dari masalah Digital Amnesia tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau menyembuhkannya, yaitu dengan Pembatasan penggunaan teknologi--dengan mencoba memperbanyak mencatat secara manual di buku dan mengurangi pencarian informasi instan secara online, Melatih memori secara aktif untuk mengingat sesuatu, melakukan stimulasi yang dapat merangsang otak--seperti membaca atau bermain teka-teki, dan mengatur informasi secara bijak dengan memilah informasi yang penting untuk diingat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline