Tim dosen dari Departemen Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, yang terdiri dari Dr. Linda Ratna Wati, S.ST, M.Kes, Lilik Indahwati, S.ST, M.Keb, dan Herdhika Ayu Retno Kusumasari, S.Keb, Bd, M.Keb, serta diikuti oleh mahasiswa Sarjana dan Magister Kebidanan memulai langkah besar dalam mendukung peningkatan angka pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Malang. Melalui inisiasi Program Kampung Tangguh ASI yang difokuskan di dua desa, yaitu Desa Putat Kidul dan Desa Gondanglegi Wetan, yang berada di wilayah Puskesmas Gondanglegi Kabupaten Malang. Program yang berlangsung sejak bulan September hingga November 2024 ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Brawijaya dalam memperkuat kesehatan ibu dan bayi di tingkat komunitas, khususnya bagi para ibu bekerja yang sering kali menghadapi tantangan besar dalam memberikan ASI eksklusif.
Kampung Tangguh ASI merupakan bentuk inovasi berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal dalam mendukung pemberian ASI eksklusif. Tantangan yang sering dihadapi oleh ibu, khususnya ibu menyusui yang bekerja, seperti kurangnya pengetahuan mengenai manajemen laktasi dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, menjadi perhatian utama dalam program ini. Melalui pemberdayaan komunitas, diharapkan masyarakat dapat bersama-sama mendukung ibu menyusui agar tetap dapat memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Indonesia.
Sebagai langkah awal, tim dosen Universitas Brawijaya melakukan identifikasi masalah menyusui yang dihadapi ibu bekerja di wilayah tersebut. Kegiatan identifikasi ini dilaksanakan melalui metode Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Puskesmas Gondanglegi, Bidan Koordinator, Bidan Desa, Ketua PKK, Kepala Desa, tokoh masyarakat, dan kader kesehatan. FGD ini bertujuan untuk menggali informasi terkait tantangan yang dihadapi para ibu dalam memberikan ASI eksklusif, serta mendiskusikan solusi yang dapat diterapkan di lingkungan kerja maupun di komunitas untuk mendukung pemberian ASI.
Kampung Tangguh ASI ini akan berlangsung selama tiga tahun kedepan dengan tahapan kegiatan yang telah direncanakan setiap tahunnya. Pada tahun pertama ini, kegiatan difokuskan pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya bagi para kader kesehatan setempat. Kader kesehatan merupakan garda terdepan dalam memberikan informasi dan pendampingan kepada ibu menyusui di desa. Oleh karena itu, tim dosen dari Universitas Brawijaya memberikan pelatihan intensif kepada para kader. Pelatihan ini mencakup aspek teori dan praktik, mulai dari manfaat ASI eksklusif, teknik menyusui yang benar, manajemen laktasi, hingga cara mendukung dan mendampingi ibu menyusui yang bekerja agar tetap bisa memberikan ASI secara eksklusif. Kader kesehatan yang telah dilatih diharapkan dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka, mengedukasi dan mendampingi ibu menyusui dalam berbagai kondisi. Selain pelatihan kader, pada tahun pertama ini tim universitas brawijaya juga telah membuat media edukasi dalam bentuk cetak dan social media yang dapat mendukung kegiatan pendampingan kader pada ibu menyusui.
Setelah pelatihan kader di tahun pertama, kegiatan berikutnya akan difokuskan pada pendampingan langsung kepada ibu menyusui. Pendampingan ini mencakup konsultasi rutin tentang kendala menyusui, baik secara tatap muka maupun melalui teknologi informasi. Selain itu, diskusi dengan pimpinan tempat kerja dan stakeholder terkait juga akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat agar lebih mendukung ibu menyusui, terutama yang bekerja, dengan menyediakan ruang laktasi yang memadai, serta waktu yang cukup untuk menyusui atau memompa ASI di tempat kerja.
Lebih jauh lagi, program ini juga diharapkan dapat menjadi model pengembangan Kampung Tangguh ASI di daerah lain, baik di Kabupaten Malang maupun di seluruh Indonesia. Kerjasama antara dunia akademis dan masyarakat lokal dalam menciptakan lingkungan yang mendukung ibu menyusui diharapkan dapat meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif secara signifikan. Tim dosen Universitas Brawijaya berkomitmen untuk terus mendampingi komunitas dalam menjalankan program ini, sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai dan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Pada akhirnya, program Kampung Tangguh ASI ini bertujuan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam kesehatan ibu dan anak. Dengan dukungan yang optimal dari masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak akademisi, program ini diharapkan tidak hanya memperbaiki angka pemberian ASI eksklusif, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi. Program ini juga menjadi langkah strategis dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, sekaligus menjadi contoh konkrit bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat memberikan dampak positif yang luas dalam sistem kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H