Lihat ke Halaman Asli

Indahnya Air Terjun Wera, Kota Palu

Diperbarui: 4 April 2018   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang Makassar, akhirnya sampailah saya di Kota Palu. Sebelum berangkat ke Palu, saya sudah mencari daftar wisata yang ada di Palu dan mencari orang-orang yang sekiranya bisa saya jadikan teman di Palu. Melalui media sosial instagram, saya pun menemukan Komunitas Pecinta Alam Garangkang (KPA Garangkang) menggunakan hastag nama salah satu gunung di Palu. 

Setelah berkenalan, akhirnya dan berbincang melalui instagram dan line, akhirnya saya sampai di Palu. Ternyata mereka sudah menyiapkan waktu untuk menjemput saya di Bandara. Bukan saya yang minta, tapi mereka yang menawarkan.  Karena ini perjalanan dinas, maka saya dijemput oleh orang kantor  saya di cabang Palu.

Akhirnya saya bertemu dengan KPA Garangkang tadi. Mereka ramah. Mereka baik. Mereka menerima saya dan menjamu saya dengan sangat baik. Bakso tusuk, gorengan bakwan, ya sederhana tapi saya sangat senang disuguhi jajanan ini. Sabtu minggu.... hanya itu waktu yang saya punya untuk menikmati Palu. Sabtu sudah tersita dengan pergi ke kantor dan bertemu dengan beberapa orang. Minggu.... hanya ini sisanya. 

Setelah ibadah pagi, akhirnya saya memutuskan menghubungi mereka secara dadakan, dan bertanya 'saya punya waktu dari jam 14.00 WITA sampai jam 11, apa ada rekomendasi bagusnya pergi kemana ? karena saya tidak mau waktu saya di Palu terbuang begitu saja' . Dan akhirnya mereka mengajak saya untuk mengunjungi Air Terjun Wera dan Matantimali.

Setelah mengendarai motor kurang lebih 1 jam akhirnya kami sampai di parkiran menuju Air Terjun Wera. Saya pikir dari parkiran jaraknya dekat, ternyata tidak... Butuh waktu kurang lebih 30menit berjalan kaki untuk dapat melihat langsung cantiknya Air Terjun Wera. 

Perjalanan jalan kaki ini tidak terasa membosankan karena kami berjalan menyusuri pinggir kali yang airnya juga berasal dari limpahan Air Terjun Wera. Rasa puas dan bahagia pun menghampir ketika Wera terpampang indah di depan mata. Udara yang dingin diiringi gerimis kecil, tidak masalah bagi kami.

Duduk, diam, dan menghela nafas, itu cara saya menikmati perjalanan saya. Begitu juga pada saat saya berhadapan dengan Air Terjun Wera. Bersyukur karena dipertemukan dengan masyarakat lokal yang ramah. 

Bukan seberapa jauh kau pergi, tapi bagaimana kau menikmati perjalananmu.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline