"Tatanen di Bale Atikan (TdBA) sebagai gerakan pendidikan karakter yang berasal dari bahasa Sunda artinya bertani / bercocok tanam ditempat yang luas di dunia pendidikan, merupakan pembelajaran berbasis pancaniti, pertanian berbasis permakultur" ( TdBA)
Pembelajaran TdBA untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis manusia dalam merawat bumi, berguru pada bumi , bersahabat dengan bumi, dan melestarikan bumi.
Dalam memperlakukan alam semesta, pentingnya kesadaran baru untuk kelangsungan hidup manusia menuju perubahan positif yang signifikan.
Menjadikan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya dirinya, kodrat alamnya dan kodrat zamannya.
Mempersiapkan masa depan anak dalam menyambut revolusi industri 4.0 saat ini atau kedepannya dengan persiapan life skill yang tidak sepenuhnya dapat dilakukan mesin / alat-alat canggih.
Apa Itu Tatanen di Bale Atikan?
Berasal dari bahasa Sunda yaitu 'tatanian / tatanen' yaitu bertani / bercocok tanam , ada yang menyebutnya bertani dan panen.
Kata 'bale / balai' artinya aula / tempat yang luas , sedangkan 'atikan' adalah Pendidikan.
Jadi Tatanen di Bale Atikan adalah sebuah gerakan pendidikan karakter yang berkesadaran terhadap alam dengan cara bercocok tanam di lingkungan atau area yang luas di dunia pendidikan.
Sasarannya adalah peserta didik , guru , kepala sekolah atau semua stakeholder pendidikan , lingkungan masyarakat di Purwakarta dan seluruh Indonesia.
Berikut landasan-landasan dari Program Tatanen di Bale Atikan :