Lihat ke Halaman Asli

Hana Marita Sofianti

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Dermaga Cinta

Diperbarui: 9 Agustus 2020   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumentasi Pribadi By Hana Marita

Menyusuri jalan di sepanjang dermaga cinta membuat lugu langit biru dalam eloknya alam saat itu. 

Pelabuhan sendu berubah riang dan syahdu bahkan merindu.

Adakah hati dan jiwa yang kosong menyatu disitu? Aha! Rupanya alam menyambutku dengan kecerahannya.

Sebagaimana desiran ombak dan birunya laut yang ada di depan mata, melukiskan arti jiwa yang sedalam samudera.

Andai Aku tulis ilmu-Ku menggunakan air laut sebagai pena, maka itu tidak akan pernah cukup untuk menggali ilmu dari Tuhanmu.

Tetap menoleh kebelakang adalah hal penting dan pelajaran berharga yang kita dapat, agar kita mampu berpikir dan mengambil hikmahnya.

Awan mengambang dan terbang menuju arah angin yang membawanya pergi menuju singgasana hati yang sunyi dan penuh warna-warni.

Tetap berdiri kokoh di sana adalah hal yang istimewa ketika hembusan angin pelan hingga kencang menampar tubuh kita.

Menjaga keseimbangan hati, pikir, dan jiwa agar tetap waras dalam menjalani perjalanan takdir yang telah digariskan adalah penting walaupun itu sulit.

Bersujud di sepanjang kesempatan waktu yang diberikan sang Pencipta untuk tetap tunduk pada Perintah-Nya.

Tetap bertahan hidup memerlukan pegangan yang kuat diantara kedua lengan kita agar tetap kokoh dan stabil untuk mendapatkan satu kata, kenyamanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline