Sesama Guru Berkelahi, wajarkah?
Medan, Sumatera Utara. Kasus guru berkelahi sudah tidak asing di telinga jika berkelahi dan adu mulut dengan salah satu orang tua siswa atau bahkan dengan muridnya sendiri, namun yang terjadi baru-baru ini adalah sesama profesi guru atau sama - sama pendidik berkelahi, dan tentu saja ini telah menambah rentetan prestasi buruk bagi profesi seorang guru di tanah air.
Perlu di garis bawahi oleh semua pihak baik pendidik/guru atau pun tenaga kependidikan di Indonesia, bahwa kasus serupa janganlah terjadi lagi, sangat disayangkan dimana seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi siswa-siswinya malah memberikan contoh dan teladan yang tidak baik.
Siswa atau siswi tidak akan menghormati dan segan terhadap guru jika gurunya saja seperti itu/berkelahi atau berkelakuan tidak pantas dan tentunya akan berdampak negatif bagi semua jajaran pendidik yang ada di tanah air.
Bagaimana mau mencerdaskan kehidupan bangsa sedangkan gurunya sendiri tidak cerdas mengontrol emosinya.
Guru juga manusia
Tidak pernah muluk-muluk untuk berpendapat, karena sosok guru sejatinya bukanlah malaikat yang tidak pernah salah, namun kriteria dan akhlak seseorang ketika mau menjadi guru memang harus di pelajari dan di perdalam lagi untuk dapat mengontrol emosi dan menstabilkannya.
Percayalah guru juga manusia yang terkadang mempunyai sifat tersinggung yang memang jika kondisi kejiwaan, suasana hati atau emosinya sedang tidak baik.
Apabila memang ada permasalahan pribadi seharusnya di selesaikan secara pribadi juga, maka semestinya tidak usah berkelahi di tempat umum apalagi di tempat lokasi mengajar, di situlah seorang guru sepatutnya memerlukan tingkat pemahaman dan pemikiran yang mendalam tentang sebab akibat dan dampak yang di hasilkan ketika dia melangkah dan mengambil keputusan, apalagi sampai berkelahi.