Lihat ke Halaman Asli

Musim Tanam Jagung, Petani Wuluhan Berharap Distribusi Pupuk Lancar

Diperbarui: 14 Juni 2021   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada pertengahan bulan April kemarin, sebagian besar petani di Kecamatan Wuluhan telah memanen padinya. Dari sebagian besar itu mereka juga mulai menyesuaikan musim dengan menyiapkan menanam jagung. Para petani sangat berharap distribusi pupuk tidak terlambat.

Petani asal Desa Ampel Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember, Pak Imam misalnya yang mengaku, banyak kawasan pertanian di daerahnya sudah memasuki masa tanam jagung. Pak Imam berharap, akses pupuk bagi petani untuk semakin dipermudah, terutama untuk pupuk subsidi dan sangat berharap distribusi tidak terlambat.

"Kami mengharapkan pupuk ini jangan langka, karena jika terlambat maka jagung tidak tumbuh maksimal. Saya kemarin sudah mencari-cari pupuk, sudah yang subsidi tidak dapat, ini yang non subsidi juga sulit didapatkan"kata dia, Minggu (05/06/2021).

Menurut Pak Imam, banyak dari petani yang menilai kesediaan pupuk yang terbatas itu salah satunya karena petani yang memiliki lahan luas masih membeli pupuk subsidi. Maka dampak dari ini adalah petani yang hanya memiliki lahan pas-pasan seperti Pak Achmad berkurang jatahnya.

Selain itu dari keterangan Pak Imam kelangkaan pupuk ini juga karena distribusi pupuk yang biasanya seminggu sekali dikirim menjadi hanya sebulan sekali. Dan yang lebih berhak mendapatkan adalah petani yang masuk dalam anggota kelompok tani.

Menurut Pak Imam sebenarnya pupuk organik dengan pupuk non subsidi sama-sama baik bagi tumbuhan, tetapi proses dari pemakaian pupuk organik pada tumbuhan mengabiskan watu yang lama dari pada menggunakan pupuk non subsidi.

Meskipun sudah banyak diketahui oleh para petani bahwa hasil panen dari tanaman yang diberi pupuk subsidi dengan non subsidi adalah lebih bagus dan lebih banyak hasilnya yang menggunakan pupuk non subsidi dan lebih irit, tetapi masih banyak sekali para petani yang

Saat ini harga satu sak pupuk Urea non subsidi mencapai sekitar Rp270 ribu, jauh lebih mahal dibandingkan harga pupuk Urea bersubsidi yakni sekitar Rp112 ribu persak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline