Lihat ke Halaman Asli

Johana AkeChristianti

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Wawasan Sebelum Perubahan: Pentingnya Wawasan Kebangsaan bagi Kita

Diperbarui: 22 Juli 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan yang dialami setiap orang dan bangsa terus terjadi tanpa terhenti. Perubahan cara pandang yang mengubah perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia pada masa itu menghasilkan masa kini Indonesia yang bebas dari jeratan penjajah luar dan masa depan Indonesia yang masih belum menentu, namun penuh dengan harapan. Indonesia terus membentuk sejarahnya, dengan pasang surut yang tidak ada habisnya. Pernahkah terpikir oleh kita, apa jadinya kita tanpa perubahan yang disebut kemerdekaan Indonesia? Tidak perlu membayangkan itu, karena para pahlawan nasional telah mengambil peran dalam memperjuangkan cita-cita bangsa yang lahir dari keinginan akan adanya perubahan.

Founding fathers Indonesia merupakan orang-orang terpelajar yang mengerti pentingnya perubahan dan perjuangan yang perlu dikerahkan demi terwujudnya mimpi perubahan nasib dengan kemerdekaan. Tanpa adanya perubahan, keadaan Hindia Belanda yang mengungkung rakyat pribumi akan terus terjadi. Lebih buruknya lagi, masa depan bisa jadi tidak ditentukan oleh kita sendiri, melainkan ditentukan oleh bangsa lain. Melalui pemikiran tersebut, perjuangan rakyat yang semula kedaerahan berubah menjadi nasionalis. Organisasi Boedi Oetomo, yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA), menjadi awal pergerakan nasional. Melalui organisasi tersebut, peran para pelajar besar untuk membangkitkan semangat memperjuangkan Indonesia. Dengan adanya organisasi Boedi Oetomo pada masa itu, perubahan terjadi dalam pergerakan rakyat menuju negara Indonesia yang merdeka.

Adanya perubahan tentunya dapat mempengaruhi bagaimana berjalannya masa kini dan masa depan. Tidak semua perubahan bersifat positif, seperti bagaimana perubahan cara pikir yang sentralis menjadi nasionalis mengubah arti kemerdekaan bagi Indonesia. Perubahan cara pikir yang negatif, seperti radikalisme dan fanatisme, dapat mengubah alur masa depan Indonesia ke arah yang suram. Belajar dari masa lalu, ada banyak pengaruh dan perubahan cara pikir yang hampir memecahbelahkan rakyat dan mengakibatkan kerugian dalam keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, seperti paham komunisme, atau gerakan separatisme seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sekarang, hal tersebut tentunya perlu diubah sehingga sejarah tidak terulang kembali.

Dalam dunia kontemporer ini, perubahan seperti apa yang diperlukan? Tentunya, sebagai rakyat Indonesia yang baik, perubahan tersebut adalah yang sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan negara (yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika). Bagaimana caranya membuat perubahan yang bersifat positif demi terwujudnya bangsa Indonesia yang sejahtera dan makmur? Pendidikan menjadi kunci yang penting untuk membentuk pengaruh yang luar biasa untuk masa depan Indonesia. Seperti bapak bangsa kita, kita juga perlu mengedukasi diri sendiri untuk membuka pikiran kita terhadap perubahan dan menyaring pengaruh buruk yang ikut mengalir bersamanya.

Wawasan kebangsaan adalah pemahaman terhadap identitas, sejarah, budaya, nilai-nilai, dan norma yang melekat dalam suatu bangsa (Fakultas Hukum UMSU, 2023). Melalui pengetahuan akan wawasan kebangsaan, maka kita dapat mengerti cita-cita dan harapan para pendiri bangsa akan Indonesia, menjadikannya cita-cita dan harapan kita juga sebagai rakyat Indonesia. Hal tersebut menjadi dasar tumbuhnya rasa cinta tanah air, berdasarkan pada kesetiaan yang menghormati nilai-nilai universal, menghargai hak asasi manusia, serta menerima dan menoleransi perbedaan (Baumeister, 2016).

Wawasan kebangsaan adalah edukasi yang diperlukan agar kita dapat membuka pikiran kita terhadap perubahan dan dan menyaring pengaruh buruk. Mengaplikasikan identitas, sejarah, budaya, nilai-nilai, dan norma Indonesia dapat menuntun kita dalam mengerjakan tugas dan kewajiban dengan baik demi kepentingan umum. Ancaman isu-isu kontemporer, seperti paham radikalisme/terorisme, korupsi, narkoba, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cybercrime, Hate Speech, Hoax, dan lain-lain masih mengintai dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun memiliki pengetahuan wawasan kebangsaan dapat menjadi strategi bagi kita untuk menghindari pengaruh negatif yang membawa kita semakin dekat dengan ancaman isu-isu kontemporer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline