Lihat ke Halaman Asli

Hana Ilhami Aprilia

Mahasiswa Fisika, FMIPA, Universitas Jember

Pemanfaatan Digitalisasi guna Meningkatkan Nilai Jual Produk UMKM Kerupuk Puli

Diperbarui: 23 Agustus 2021   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Identifikasi Permasalah dan Potensi Usaha/dokpri

Pamdemi telah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun, dengan membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, dimana semua kegiatan mobilitas baik bidang pendidikan, perekonomian, pariwisata, dan masih banyak lagi menjadi terhambat. Masyarakat tidak dapat berkegiatan secara bebas, salah satunya di bidang kewirausahaan yang mengakibatkan penurunan konsumsi dan produksi di bidang wirausaha. 

Kota Jember merupakan salah satu kota besar yang ada di Jawa Timur, terutama di kelurahan Sumbersari yang ebagian besar penduduk berprofesi sebagai wiraswasta, petani, PNS, dan Iburuh harian lepas. Jumlah masyarakat yang berprofesi pedagang memiliki jumlah yang tinggi yaitu sebanyak 8.098 jiwa, hal ini didukung dengan banyak dijumpai pertokoan dan pedagang kali lima yang berada di lingkungan Sumbersari. 

Dampak pandemi yang sangat terlihat yaitu bagi para pedagang yang berada di sekitar lingkungan Sumbersari, tepatnya di wilayah sekitar kampus Universitas Jember, yang diakibatkan oleh terbatasnya mobilitas masyarakat, sehingga para pelaku UMKM harus memutar otak agar tetap dapat bertahan di masa pandemi seperti saat ini. 

Dampak dari pandemi COVID 19 yaitu pada salah satu pelaku usaha pedagang kerupuk puli, yaitu Ibu Parmi. Kerupuk puli merupakan makanan pelengkap yang tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan masyarakat. Usaha Ibu Parmi yang dapat dikatakan sebagai usaha rumahan, dijalankan dengan pembuatan kerupuk puli secara konvensional yang memanfaatkan panas matahari untuk mengeringkan kerupuk kemudian di letakkan di warung -- warung makan atau toko sembako. Pandemi seperti saat ini mengakibatkan masyarakat takut untuk pergi atau makan diluar rumah, kemudian banyak sekali toko -- toko atau warung makan yang tutup, sehingga mengakibatkan penurunan omset penjualan kerupuk puli.

Gambar 2. Proses Pembuatan Kerupuk Puli/dokpri

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dan potensial yang dilakukan, dapat dikatakan potensi yang dimiliki dari usaha kerupuk puli ini, yaitu dimana kerupuk tidak sekedar sebagai camilan ataupun makanan pendamping, saat ini camilam kerupuk juga digunakan sebagai makanan oleh -- oleh. 

Seperti yang kita jumpai akhir - akhir ini, kerupuk puli menjadi salah satu makanan yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat, sehingga memiliki potensi yang besar untuk berkembang, sehingga membuat saya, Hana Ilhami Aprilia dari Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, dengan melalui kegiatan KKN Back To Village III di Lingkungan Tegal Boto Lor, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, tertarik membantu pelaku usaha kerupuk puli Ibu Parmi dalam melakukan pengembangan usaha dengan pemanfaatan digitalisasi sebagai media pemasaran.

Kegiatan KKN Back To Village III dengan program kerja yaitu memperkenalkan produk usaha ke seluruh masyarakat dengan media pemasaran yaitu media sosial, kemudian pelaku usaha dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memasarkan produknya. Program kerja yang diawali dengan branding produk kerupuk puli, yaitu membuat identitas produk dari Ibu Parmi, baik logo dan kemasan, sehingga dengan menggunakan logo produk tersebut dapat mengenal dan mengendalikan pandangan masyaakat terhadap produk yang akan dipasarkan. 

Kemudian, kegiatan yang dilakukan yaitu dengan pengenalan cara membuat kemasan yang menarik, karena selama ini, kemasan produk masih secara konvensional, yang kurang menarik di mata masyarakat, sehingga diganti dengan kemasan yang unik dan lebih trendy. 

Tidak hanya itu, pelaku UMKM juga dikenalkan dengan platform penjualan online yaitu shopee dan instagram, sehingga dapat menjangkau lebih luas pembeli yaitu dengan mendampingi dan memberi arahan bagaimana pelaku UMKM dapat berinteraksi dengan pembeli dengan media pemasaran online, didukung dengan pelaihan dan tata cara mengambil foto produk yang menarik dan cara mengunggahnya di aplikasi yang digunakan sebagai media pemasaran. Pelaku UMKM juga dibekali dengan cara berinteraksi dengan konsumen di aplikasi, juga tata cara mengirimkan barang menggunakan jasa kirim. Sehingga diharapkan usaha kerupuk puli Ibu Parmi dapat dikenal dan diminati oleh masyarakat seluruh Indonesia menggunakan platform pemasaran online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline