Lihat ke Halaman Asli

Hana Hanifah

Ilmu Komunikasi/UIN Sunan Kalijaga

Sweet Karma Kakakku, Orang yang Dulunya Benci Naruto tetapi Berakhir Menjadi Penggemar Setia Naruto

Diperbarui: 13 Maret 2021   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republicworld.com

Hallo sobat, ketemu lagi nih. Sekarang aku mau cerita tentang pengalaman kakakku nih. Pengalaman dari seorang wibu yang dulunya tidak suka Naruto (serta anime shounen lainnya) namun kini menjadi salah satu penggemar setia dari Naruto. Sebenarnya dari Naruto inilah, kakakku pun mulai menjelajahi dunia anime lalu dan menjadi seorang wibu. Karena kakakku juga sering menonton Anime bersamaku dan adikku, sampai sekarang aku bisa dibilang juga menjadi seorang wibu.

Meski begitu, ia sudah jarang menonton Anime saat ini. Kemungkinan karena umurnya dan karena kesibukannya, sehingga ia semakin jarang menonton anime. Yang ia masih tonton mungkin hanya Attack on Titan saat ini. Tapi, sekarang ia masih aktif dalam fandom Naruto loh. Katanya meski ia menonton banyak anime dan menyukai banyak tokoh anime lainnya, setelah beberapa saat, ia pasti berbalik kembali ke fandom Naruto. Kalau menurutku, bisa dibilang ia cukup setia.

Kakakku memang bisa dibilang penggemar Naruto, tapi sebenarnya kakakku sendiri dulu cukup membenci Naruto loh. Ia menceritakan pengalamannya padaku. Katanya ia membenci Naruto karena teman sekelasnya. Kakakku yang masih SD dulu (mungkin) mencintai perdamaian. Ia tidak suka melihat orang bertengkar. Nah, teman sekelasnya bisa dikatakan suka bertengkar seperti saling membanting, meninju atau menendang. Menurut kata-kata kakakku, ini adalah pengaruh dari Naruto. Dan ia cukup tidak senang dengan hal ini. Ia takut bahwa jika aku dan adikku yang masih kecil menonton Naruto mungkin akan seperti teman sekelasnya. Bisa dibilang dulu aku masih kecil, karena aku memiliki jarak 6 tahun dengan kakakku, dan saat itu kakakku juga masih SD. Lagipula zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang. Anime-anime legal untuk ditonton di TV, jadi ada kemungkinan bahwa aku juga bisa menontonnnya.

Kakakku yang mengharapkanku tidak menonton Naruto, namun tidak dapat mencegahku dari menonton Naruto. Sebenarnya aku sendiri sering melihat anime-anime yang dulunya sering di siarkan di indosiar. Bahkan aku sendiri juga mulai menonton TV mungkin dari umur sekitar 2-3 tahun dan tontonanku juga Anime. Saya sendiri juga menonton Naruto dulu, bisa dibilang tanpa sepengetahuan kakak saya, meskipun saya tidak terlalu ingat berapa umur saya saat itu. Tapi sepertinya saya masih cukup ingat bahwa saya dulu menonton episode saat Gaara di culik dari Suna. Yang lebih parah sebenarnya saya juga menonton anime-anime yang cukup dewasa bagi saya saat ini seperti Gintama, One piece dan yang lainnya yang tidak cocok menjadi tontonan anak-anak. Jadi ketika kakak saya mengharapkan saya untuk tidak menonton anime Naruto, sepertinya itu tidak mungkin.

Kembali pada pengalaman kakak saya. Kakak saya tidak bisa lepas dari karma. Kakak saya yang dulu secara baik hati tidak menginginkan saya untuk menonton anime dan tidak pernah menonton anime, malah berakhir menontonnya. Dikatakan bahwa saat kakakku masih SMP, ia sangat frustasi dengan ujian. Ketika ia belajar di warnet (karena dulu masih jarang orang yang memiliki telepon dan komputer) ia pun menyerah. Ia mungkin tidak bisa mengerjakan tugasnya atau tidak mau belajar. Lalu ia pun menonton Youtube. Ketika ia menonton Youtube, tanpa sengaja ia menemukan Naruto. Dan saat itu ia pun dengan santai menontonnya. Setelah ia menontonnya ia mendapatkan kalimat yang katanya luar bisa baginya. "Jangan Menyerah!" itu yang dikatakan Naruto saat itu. Ia sangat tersentuh dengan kata-kata itu. Sepertinya kata-kata itu telah menyentuh sudut hati terdalamnya. Dan sejak saat itulah ia pun mulai belajar dengan giat kembali.

Karena kata-kata Naruto itu, kakakku menjadi bersemangat. Dan karena kata-kata itu, kakakku pun belajar giat dan selalu meraih juara 1 sampai ia masuk SMA. Namun ia juga tidak melupakan untuk terus menonton Naruto. Karena sejak kejadian di warnet itu, ia pun mencintai Naruto. Selain streaming, ia sering membaca manga naruto yang berbentuk text karena katanya dulu lebih hemat. Namun setelah smartphone mulai beredar, kakakku pun akhirnya juga mulai menonton manganya dan tidak akan lupa animenya.

Saat kakakku masuk SMA, ia bertemu dengan seorang teman yang juga adalah seorang wibu. Ia mengajari kakakku, bagaimana mendownload anime, dimana tempat terbaik mendapatkan anime dan lain sebagainya. Ia bahkan merekomendasikan banyak anime pada kakakku. Dan kakakku nantinya menonton anime itu denganku dan adikku. Jadi sekarang hasilnya kamipun cukup mencintai anime sampai hari ini.

Menurut kakakku pelajaran yang dapat dipetik dari menonton Naruto adalah:

1. Karena Naruto, ia tidak mudah menyerah. Ia akan selalu mengingat Naruto yang tidak mudah menyerah.

2. Ia terkesan dengan persahabatan Naruto. Katanya persahabatan Naruto sangatlah indah. Entah itu sahabat baik ataupun musuh, ia akan tetap menganggapnya sebagai temannya.

3. Naruto memiliki kisah yang tragis. Jika kalian juga melihat Naruto, kalian pasti tahu betapa sulitnya kehidupan Naruto. Ingat ketika Naruto masih kecil dan diperlakukan seperti Monster, dan dijauhi oleh banyak orang, namun ia masih memiliki cita-cita besar dengan menjadi Hokage. Ia juga masih tidak menyerah dengan hidupnya, ia juga menambah temannya dengan banyak pertarungan dan pengalaman. Dan akhirnya ketika ia dewasa, ia pun diterima oleh orang lain dan dapat meraih cita-citanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline