Lihat ke Halaman Asli

I HANA HAMDI

Just a human being trying to live justly

9 Pesan Moral "Squid Game"

Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: cafemaisgeek.com

Awas! Resensi mengandung spoiler.

Terlepas dari pro dan kontra seputar serial Squid Game milik Netflix, inilah pesan moral yang dapat kita ambil menjadi pelajaran:

  • Jangan berutang. Jangan berjudi. Jangan mencari uang dengan cara tidak halal. Para peserta yang direkrut untuk memainkan Squid Game adalah orang-orang yang memiliki problema keuangan. Uang Mudah biasanya didapat satu paket dengan masalah.

  • Uang bukan jaminan kebahagiaan. Ironi bagi Seong Gi-hun, setelah memenangkan uang hadiah sebanyak itu dia malah tidak bisa menikmati, karena kehilangan hal lain yang lebih esensial bagi hidup, yaitu keluarga.

  • Jangan tertipu dengan penampilan seseorang. Kejutan terbesar terungkap di akhir cerita, ketika peserta paling tua dan lemah, Oh Il-nam, si Nomor Urut 001, mengaku sebagai mastermind dari permainan mematikan tersebut. 

  • Sebaliknya, Orang yang tampak terhormat tidak menjamin kelakuannya juga pasti terhormat. Ini tampak pada tokoh Sang-woo dan ayah Ji-yeong yang pastor, tapi pelaku KDRT dan (tersirat) pemerkosa anak sendiri.

  • Dalam keadaan terdesak, kebanyakan manusia sanggup berlaku tidak manusiawi dan akan menghalalkan segala cara untuk menyelamatkan diri sendiri. Belajar dari kematian Ali, jadilah manusia baik, tapi jangan lengah.

  • Persekutuan dengan orang jahat hanya meningkatkan risiko, bukan sebaliknya. Lihat saja Jang Deok-su dan komplotannya.
  • Jangan menganggap remeh kebaikan-kebaikan kecil. 

  • Setiap perbuatan, baik ataupun jahat, akan kembali kepada pelakunya. Perhatian tulus Seong Gi-hun pada peserta paling tua dan lemah di antara mereka, berbuah "nasib baik" baginya.

  • Orang-orang yang tampak ketus dan getir, tidak selalu merupakan bukti bahwa mereka tidak ramah, melainkan mungkin hanya mekanisme pertahanan diri akibat pengalaman hidup mereka selama ini.

  • Buktikan diri, jangan cuma kampanye seperti Han Mi-nyeo. Orang-orang di sekitar kita tidak buta. Mempromosikan diri secara berlebihan tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan prestasi nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline