Lihat ke Halaman Asli

Bumi Pertiwi

Diperbarui: 29 Desember 2021   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

BUMI PERTIWI

Mentari pagi yang menghangatkan paru -- paru bumi pertiwi

Semuanya bermelodi menandakan kebahagiaan akan datang

Menyambut hari yang cerah setelah gelap bertabur bintang

Keindahan yang tak dapat di ungkapkan

Mata pun berkaca -- kaca mengagumi kemegahan bumi pertiwi


Terbentangnya hamparan hijau yang menyejukan

Bagai harapan yang terkabul menjadi kenyataan

Untaian doa para sesepuh menjadi alunan kidung menyejukan

Dan berharap selalu akan menyejukan

Gunung -- gunung berjejer Nampak dari kejauhan

Bagai deretan gigi putih sang putri khayangan


Derap kaki melangkah menyusuri pantai

Baju terhempas dengan siulan angin

Pasir putih berkilau tertimpa sinar matahari

Bagai untaian mutiara yang indah nan berkilau

Deburan ombak berlari berkejaran silih berganti

Bagai simponi kidung yang berseri


Pohon -- pohon cemara bergoyang tertiup angin kehidupan

Melambai -- lambai bagai bayangan kesatria yang menang pertempuran

Hingga kebahagiaan menghujani seluruh alam semesta

Menenangkan jiwa -- jiwa yang gelisah

Membelit memunculkan sinar jingga keemasan

Menandakan waktu senja


Muncul dari perpaduan

Semburat senyum kebahagiaan dan keharmonisan

Menghiasi seluruh alam dibumi pertiwi yang indah nan damai


Oleh : Hanafilah Chayatul Fatihah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline