Peringatan hari guru di Indonesia setiap tahunnya selalu diiringi dengan meriahnya ucapan selamat hari guru. Mulai dari haru dan serunya peringatan hari guru di setiap sekolah, ucapan melalui di berbagai sosial media. Setelahnya, guru-guru kembali ke pengaturan awal. Sibuk dengan administrasi, isu-isu kesejahteraan yang masih sangat jauh, hingga problem dengan masyarakat.
Jika siklus seperti ini terulang tiap tahunnya, maka peringatan guru yang kita rayakan hanya terjebak dalam dimensi yang sempit.
Sejatinya, guru tidak terlalu membutuhkan pujian atas jasa mereka. Mereka lebih menginginkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada mereka. Dengan ini, maka profesi guru bisa mendapatkan tempat terhormat dan penting di masyarakat.
Saat ini, profesi guru masih dianggap kurang menarik di kalangan anak muda. Hal ini disebabkan karena adanya fakta di lapangan bahwa menjadi guru agak sulit mencapat derajat sejahtera secara ekonomi.
Mereka, anak muda yang mempunya sederet prestasi cemerlang lebih memilih untuk berkarier di profesi-profesi yang menjanjikan secara kesejahteraan. Kita bisa melihat geliat fenomena pekeja muda yang viral di sosial media di kawasan SCBD Jakarta.
Hal ini ditambah lagi dengan tidak tersedianya lowongan CPNS untuk formasi guru di tahun 2021 dan 2022. Mereka para guru yang ingin beralih status dari honorer ke ASN harus ikut jalur PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Anak muda yang masih fresh graduate tidak bisa langsung ikut jalur ini, mereka harus menjadi honorer terlebih dahulu, berjuang mendapatkan NIPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan), hingga akhirnya bisa ikut tes PPPK.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah anak muda tersebut mau memilih menjadi honorer bertahun-tahun terlebih dahulu di tengah tawaran pekerjaan yang lebih menarik dari segi salary ?
Oleh sebab itu, bagaimana mengembalikan profesi guru menjadi profesi yang menarik, menjanjikan dan bisa digandrungi para anak muda? Hal ini menjadi diskusi yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H