Ketidakadilan dalam pembagian pekerjaan rumah tangga antara pasangan suami dan istri sering kali disebabkan oleh ketidaksetaraan gender di rumah, yang menggambarkan peran tradisional berdasarkan jenis kelamin. Hal ini juga tercermin dalam pandangan bahwa perempuan tidak perlu mengejar pendidikan tinggi karena dianggap akan mengurus rumah tangga pada akhirnya.
Dalam banyak budaya, perempuan sering diharapkan untuk menanggung tanggung jawab utama dalam pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, dan merawat anak, sementara laki-laki cenderung hanya dianggap perlu memberikan kontribusi finansial.
Perempuan sering kali menghadapi beban kerja emosional yang lebih berat karena mereka harus mengurus semua pekerjaan rumah tangga, yang kemudian dapat menghalangi kemajuan karir mereka karena harus membagi waktu dan energi antara pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab profesional.
Dampaknya, sering kali, menciptakan kesenjangan dalam perkembangan karir dan penghasilan antara pasangan suami dan istri. Selain itu, fenomena ini juga sering kali menyebabkan banyak perempuan memilih untuk berhenti bekerja setelah menikah.
Penting untuk menyadari bahwa ketidakadilan gender di dalam rumah tangga dapat memiliki dampak negatif. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk berjuang demi kesetaraan dalam pembagian tugas rumah tangga antara suami dan istri. Ini bisa dicapai melalui komunikasi yang terbuka atau perjanjian bersama, sambil memahami pentingnya menciptakan keseimbangan dalam pekerjaan rumah tangga untuk mempromosikan kebahagiaan dan kesetaraan gender yang lebih baik dalam lingkungan keluarga.
Memberikan dukungan untuk akses pendidikan dan kesempatan yang sama bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, juga merupakan hal yang krusial agar mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka dan memberikan dampak positif dalam masyarakat.
Selain itu, kita perlu mendorong partisipasi aktif laki-laki dalam tugas-tugas rumah tangga dan perawatan anak, serta memastikan bahwa tanggung jawab di antara pasangan suami dan istri dibagi secara adil. Hal ini akan berkontribusi pada penciptaan inklusi sosial yang lebih besar di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H