Lihat ke Halaman Asli

Hana Adilah

thrith-year student

Kenalkan Usaha UMKM Kelurahan Banyumanik melalui Program KKN Tematik UNDIP X EXOVILLAGE

Diperbarui: 25 Desember 2021   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Banyumanik, Semarang (25/12) - Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung selama hampir 2 tahun dan telah melanda berbagai sektor usaha di kota dan daerah atau desa. Keterbatasan akses atau aktivitas ke beberapa lokasi di dalam dan di luar kawasan, mengakibatkan pendapatan berkurang atau bahkan keberlanjutan usaha tidak mencukupi. Salah satu daerah yang paling terdampak adalah kawasan atau desa yang sedang dikembangkan pariwisatanya. Beberapa contohnya adalah wilayah laut atau desa, industri kreatif, industri rumahan, kuliner, dll.  Selain itu, pandemi telah menciptakan kebiasaan baru di masyarakat, seperti semakin mengandalkan teknologi untuk meminimalisir kontak fisik, dan selektif memilih tempat kegiatan di luar rumah atau tempat tinggal. Tidak bisa dipungkiri hampir keseharian kita tidak terlepas dari penggunaan internet, mulai dari kegiatan belajar, berdagang, bekerja, kesehatan dan lain sebagainya. Melihat tantangan yang muncul di masa pandemi ini, Exovillage yang bekerja sama dengan UNDIP lahir sebagai perusahaan start-up yang menyediakan wadah bagi kawasan wisata atau desa untuk memamerkan dan memasarkan potensinya dalam bentuk KKN Tematik. Mengambil tema yaitu "Pemetaan Potensi Desa dalam Upaya Pencapaian SDGs" dan mengajak kami, para mahasiswa peserta KKN-T, untuk memetakan dan mengekspose potensi wisata atau budaya di domisili masing-masing. Waktu pelaksanaan ini sudah melalui pertimbangan yaitu melihat bahwa kegiatan perkuliahan yang sepenuhnya masih dilaksanakan secara daring dan juga banyak mahasiswa yang pulang ke rumah atau kampungnya masing-masing

Kelurahan Banyumanik di Kota Semarang, Jawa Tengah ternyata memiliki berbagai macam jenis usaha UMKM yang sangat menjanjikan. Mulai dari Minuman tradisional, Batik, Souvenir hingga kriya. Berbagai Pelatihan serta sosialisasi menjadi agenda rutin di lakukan oleh kelurahan setempat untuk meningkatkan mutu serta membantu finansial warga kelurahan Banyumanik.

1.Jahe rempah instan ISNA

Salah satu yang sudah banyak di kenal di masyarakat Semarang hingga di Indonesia yaitu minuman Jahe Rempah Instan ISNA, beragam ukuran dan cara seduh yang sangat mudah. 

dok.pri

Jahe adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, tentu sebagai orang Indonesia terbilang mudah untuk mendapatkannya. Disebutkan juga jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang paling sehat di dunia sehingga banyak orang di luar Asia yang menginginkannya baik dalam bentuk bubuk atau masih utuh. Tidak sedikit orang yang mengimpor olahan dari tanaman ini karena permintaan yang tinggi.

2. Yo & Bett Craft

Kerajinan milik ibu yoni ini memiliki berbagai jenis , seperti granny bag, ecoprint scraft , clay, hingga dompet koin rajut

dok.pri

Ibu yoni sudah memiliki keterampilan sejak muda, dan rajin memberikan pelatihan untuk membuat rajut , ecoprinting hingga clay, kesenangan ibu yoni menjadikan salah satu sumber rejeki karena pesanan yang sering di kerjakan tetap ada terus walaupun terdapat pandemi. hasil kriya nya sangat lah berguna untuk sehari- hari , seperti scraft ecoprinting. Sesuai namanya, ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Sistem dengan menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik, maka sering juga disebut batik ecoprint. Namun, motif yang dihasilkan oleh sistem ecoprint ini lebih kontemporer dibandingkan batik yang digambar ataupun dicetak dengan motif batik yang klasik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline