Pengertian Isra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai, "Perjalanan Nabi besar Muhammad SAW pada malam hari dari masjid al-Haram di Mekah ke Masjid al-Aqsa di Bait al-Muqaddas dengan kendaraan Buraq." Sedangkan, Mi'raj ditafsiri dengan, "Perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha pada malam hari yang intinya menerima perintah shalat lima waktu." Pengertian ini sebenarnya sudah tepat tetapi kurang lengkap, sebab berkonotasi makna, Isra adalah perjalanan yang biasa-biasa saja, tidak spektakuler, dan tidak fenomenal.
Pengertian inipun mengesankan bahwa Mi'raj merupakan perjalanan yang ditempuh Rasulullah SAW hanya sampai di Sidratul Muntaha, dan untuk satu tujuan inti saja, menerima perintah shalat lima waktu (Marlina, 2020).
Peristiwa Isra' Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil ke melalui Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha dengan buraq. Isra Mi'raj adalah sebuah perjalanan luar biasa dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Melalui perjalanan ini, beliau tidak hanya melakukan perjalanan fisik dari Mekkah ke Yerusalem hingga ke langit-langit, tetapi juga mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam. Isra Mi'raj memiliki arti penting dalam Islam dan mengandung pesan-pesan penting bagi umat Islam hingga saat ini. Isra Mi'raj Isra Mi'raj terjadi pada tahun 621 Masehi.
Ketika Nabi Muhammad SAW dalam keadaan tertekan secara mental dan fisik. Pada sebab itu, malaikat Jibril membawanya dalam perjalanan spiritual yang mengubah jalannya sejarah Islam. Dalam perjalanannya ini, Nabi Muhammad SAW melintasi batas ruang dan waktu, mengunjungi tempat-tempat suci dan berinteraksi dengan para nabi dan malaikat.
Perjalanan Isra dimulai ketika Nabi Muhammad tertidur di Masjid Agung Mekkah, kemudian Malaikat Jibril datang dan langsung membawa Nabi ke Baitul Maqdis di Yerusalem. Di Baitul Maqdis, nabi Muhammad memimpin shalat bersama nabi-nabi sebelumnya seperti nabi Ibrahim, nabi Musa dan nabi Isa.
Setelah itu, perjalanan Miraj dimulai, yaitu perjalanan Nabi Muhammad ke tujuh langit. Allah memerintahkan nabi untuk naik melalui tujuh langit untuk bertemu dan berbicara dengan para nabi. Langit pertama bertemu Nabi Adam, langit kedua bertemu Nabi Isa dan Yahya, langit ketiga bertemu Nabi Yusuf, langit keempat bertemu Nabi Idris, langit kelima bertemu Nabi Harun, langit keenam ia bertemu dengan nabi Musa dan di langit ketujuh ia bertemu dengan nabi Ibrahim.
Selama perjalanan ini, Nabi Muhammad juga menerima beberapa perintah dan ajaran dari Tuhan. Salah satunya adalah perintah shalat lima waktu. Pada awalnya, Nabi Muhammad diperintahkan untuk melakukan 50 shalat, namun melalui Nabi Musa, jumlah shalat dikurangi menjadi lima, yang merupakan bentuk rahmat Allah kepada umat manusia. Mi'raj, yang berarti "bangkit" dalam bahasa Arab, terjadi dalam kehidupan Nabi Muhammad selama apa yang disebut Tahun Kesedihan. Malam itu malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad dalam sekejap dari Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Di sinilah Nabi Muhammad berdoa dengan para nabi yang telah meninggal, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa.
Puncak perjalanan Mi'raj adalah ketika Nabi Muhammad mencapai Sidratul-Muntaha, pohon di antara langit terakhir. Di sinilah Nabi Muhammad menerima wahyu langsung dari Allah, termasuk kewajiban shalat lima waktu bagi umat Islam. Setelah pengalaman luar biasa ini, Nabi Muhammad kembali ke Mekkah. Perjalanan Mi'raj memiliki makna spiritual yang mendalam dalam Islam, menunjukkan keagungan dan kemuliaan Allah serta memberikan kekuatan dan kebijaksanaan kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
Perjalanan menuju Mi'raj merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam dan biasanya diperingati setiap tahun sebagai bagian dari peristiwa yang disebut Isra' Mi'raj. Pada hari ini, umat Islam mengingat, merenungkan dan belajar dari perjalanan spiritual yang luar biasa dari pesan dan pengalaman yang diterima oleh Nabi Muhammad.
Di setiap peristiwa yang pernah dilalui pasti ada hikmah yang dapat kita ambil. Seperti halnya dengan peristiwa isra' mi'raj ini. Didalam surat al-Isra' Allah menyebutkan kisah Isra' hanya satu kali pada ayat pertama. Selanjutnya beralih pada skandal dan kejahatan orang-orang yahudi, kemudian memperingatkan mereka bahwa Al-Qur'an lah yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Dengan sistematika seperti ini, Allah hendak menunjukan bahwa Isra' berakhir di Baitul Maqdis karena orang-orang yahudi akan dilengserkan dari tampuk kepemimpinan umat, mengingat keberagaman kekejian dan kejahatan mereka (Yunita, 2021).
Sebelum peristiwa Isra' Mi'raj, orang-orang yang dicintai dan didukung sepenuh hati nabi dalam misi dakwahnya meninggal satu demi satu, di sisi lain, penindasan kaum Quraisy semakin parah. Rentetan ujian yang Allah berikan ini menyebabkan Nabi berdakwah sangat keras. Maka hikmah yang dapat kita ambil adalah ketabahan yang Nabi Muhammad miliki. Ketabahan yang nabi punya haruslah kita ikuti karena dengan keadaannya yang sedang tidak baik-baik saja secara emosional nabi tetap tabah menjalankan kehidupannya.