Lihat ke Halaman Asli

Setop Modus Penerimaan Karyawan untuk Mencari Solusi Perusahaan Semata!

Diperbarui: 7 Juni 2022   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Modus di dunia kerja tidak akan pernah selesai sebab perusahaan atau oknum nakal ingin mendapatkan keuntungan dengan cara halus. Menjaring orang-orang polos dengan semangat mendapatkan gaji bulanan untuk kebutuhan hidup, lalu dipatahkan begitu saja oleh realita. Sungguh miris!

Niat hati ingin mendapatkan uang, malah keluar modal dulu sebelum ada pendapatan. Begitu perkataan orang-orang ketika perusahaan impian tempat memperkaya diri meminta sejumlah nominal di awal. 

Fenomena ini semakin hari dapat diidentifikasi sebagai bentuk penipuan, sehingga korban pun perlahan-lahan berkurang, kecuali dia memang sangat mendambakan pekerjaan dan rela melakukan apa pun.

Barangkali, karena kebusukan sudah menjadi rahasia umum, modus di dunia kerja mengalami perubahan. Bukan lagi memalak atas nama administrasi, melainkan mencari nama semata melalui perekrutan karyawan.  Atau, mencari solusi atas permasalahan dari jawaban-jawaban mereka.

Apa pun itu, harus ada keuntungan, meski ada keringat orang-orang malang dari jauh sana. Sial lagi, mereka sudah keluar uang transportasi dan lain-lain, tetapi malah terkena tipu.

Saya pernah hampir terkena modus lama, tetapi terkena juga sama si baru. Dua di Yogyakarta, satu di Malang. Semua menjengkelkan dan tidak tahu diri, benar-benar memeras saya habis-habisan, bahkan mereka masih sempat menunjukkan prestise. Benar-benar penipu ulung!

Pengalaman pertama, saya melamar sebagai pembuat konten promosi di sebuah penerbitan terkenal. Saya sangat senang bertemu orang baru, apalagi satu minat. Tidak sungkan-sungkan, saya meminta media sosial semua calon karyawan. 

Kami saling berkabar setelah itu. Di antara kami semua, gagal, tidak satu pun diterima. Lebih aneh lagi, tidak lama setelah kami dites seharian dan tidak disediakan konsumsi, perekrutan dibuka lagi sampai beberapa kali.

Pengalaman kedua, saya melamar sebagai manajer proyek di sebuah agen penerjemahan. Kualifikasi pendidikan adalah strata satu, sementara saya mengantongi ijazah strata dua. Selain itu, pengalaman dan jurusan saya sangat mumpuni untuk posisi tersebut. 

Tidak jauh berbeda, saya dites seharian, bahkan ketika Ramadan. Pertanyaan-pertanyaan untuk saya pun sudah melebihi cakupan kerja saya, cenderung ke strategi marketing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline